15/. TERPUKAU

10.3K 1.4K 37
                                    

Kalian kesel ga sih sama Jeandra?😭🤧

Happy Reading

Malam ini cafe tempat Angkasa bekerja sangat ramai pengunjung, lebih ramai dari hari-hari biasanya. Mungkin karena esok adalah hari libur terlebih lagi malam hari ini adalah hari peringatan ulang tahun cafe yang ke tiga tahun sehingga ada potongan harga untuk setiap menu-menu yang ada.

Irene selaku pemilik cafe bahkan sampai mengundang band untuk mengisi acara malam ini—band yang akhir-akhir ini sedang viral di kalangan anak muda untuk memeriahkan acara perayaan pesta ulang tahun cafe miliknya. Karena itu pengunjung cafe malam ini sangat bervariasi mulai dari muda-mudi usia para pelajar hingga orang dewasa yang membawa anak kecil.

Namun malam ini Angkasa bukanlah seorang barista melainkan seorang tamu VIP yang diundang langsung oleh Irene, begitu juga dengan Rendi. Tamu VIP artinya mereka yang mendapat undangan tamu VIP bebas menikmati menu-menu secara gratis. Untuk malam ini Irene mencari pengganti untuk menggantikan para karyawannya sehingga orang-orang yang bekerja dengannya bisa menikmati pesta malam ini.

"Lagi nungguin siapa, Sa?" Nungguin temen-temen kamu? Belum pada datang?" Tanya Rendi yang berdiri di samping Angkasa.

Angkasa menoleh ke samping saat menyadari Rendi sudah berdiri di sampingnya yang entah sejak kapan. Laki-laki itu menggeleng. "Belum, Mas."

Rendi mengangguk-angguk, matanya bergerak menyaksikan hiruk-pikuk keramaian yang ada di dalam cafe bahkan di luar cafe. "Malam ini rame banget, untung Mbak Irene sewa orang lain untuk gantiin tugas kita," ujar Rendi.

Angkasa hanya diam tak menyahut namun kepalanya mengangguk setuju. Rendi tersenyum melihat Angkasa yang celingak-celinguk seperti menunggu dan mencari seseorang di tengah-tengah keramaian. "Nungguin temen-temen kamu atau nungguin Naura?" Rendi bertanya sambil menggoda.

"Sa.." teriak seseorang dari arah keramaian.

Tampak Haikal membelah kerumunan diikuti Hanif, Budy, Asep dan Lanang. Angkasa dan Rendi dibuat menganga tak percaya melihat penampilan kelima pemuda itu, pakaian yang mereka kenakan benar-benar di luar ekspektasi. Bagaimana bisa mereka memakai pakaian zaman dulu. Benar-benar terlihat norak.

Bahkan para pengunjung yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing terdiam dan menatap kelima pemuda itu dengan berbagai macam ekspresi, ada yang tertawa, ada yang menganga tak percaya sampai ada yang berbisik-bisik dengan teman yang ada di sebelahnya.

Ketika Haikal dan yang lainnya sampai dan berdiri di hadapan Angkasa dan Rendi—Rendi langsung tertawa lepas sambil menunjuk kelima pemuda itu secara bergantian. "Apa-apa kalian?" Tanya Rendi di tengah-tengah tawanya yang menggelegar.

Angkasa juga jadi tertawa melihat penampilan teman-temannya, mereka memakai kemeja tahun 90-an dan celana jeans zaman dulu beserta ikat pinggangnya, tak lupa rambut mereka juga terlihat sangat licin dan kelimis karena minyak rambut yang mereka pakai.

"Gimana? Keren 'kan kita?" Tanya Haikal dengan kepercayaan diri tingkat dewa.

"Kal, perkenalan geng dulu ga sie?" Tanya Asep.

"Oh iya," sahut Haikal.

"Oke, siap gerak!" Haikal memberi instruksi sehingga Lanang, Hanif, Budy dan Asep berbaris dan berdiri tegak.

"Siapa kita?" Tanya Haikal.

"Siap! Kami Geng CBB."

"Alias apa?" Haikal bertanya lagi.

"Siap! Alias Calon Bapak-Bapak," ucap kelimanya kompak.

Tawa Rendi semakin menjadi-jadi, air mata laki-laki itu sampai keluar karena tidak kuat melihat tingkat Haikal dan teman-temannya.

Angkasa dan KisahnyaWhere stories live. Discover now