Chapter 18

2K 184 14
                                    

Haloooo everyone

Makasih untuk kalian yang masih setia menemani Rara sampai saat ini 😍😍

Kalau kalian ingin ngobrol-ngobrol bareng Rara bisa DM aja ya, gak apa-apa kokk

Nanti sebisa mungkin Rara akan bales tapi kalo gak dibales jangan baper ya 😕

Happy Reading

•|•

Bau amis darah mengudara, puluhan jeruji besi berbaris rapi di sepanjang lorong. Suasana yang remang-remang ditambah gemericik air yang terus jatuh dari langit-langit cukup untuk membuat orang merinding. Api dari obor yang tertempel di dinding perlahan mulai meredup.

KLANG!

Sesosok pria duduk meringkuk di dalam penjara, tubuhnya yang mulai ringkih sedikit gemetar. Sepotong roti gandum diberikan kepadanya oleh penjaga. Merebutnya secara kasar, buru-buru dia memasukkan seluruh roti kedalam mulutnya.

"Makanlah secara perlahan! Jika Pemimpin berubah pikiran bisa jadi itu makanan terakhir mu!" Matanya menajam, menatap penjaga dengan sinis. "Apa yang kau lihat?! Kau ingin aku mencongkel matamu itu, hah?!" marah si Penjaga.

Bibirnya mendesis, mencengkeram erat jeruji besi yang mengurung nya. "Lepaskan aku dasar kalian Brengsek! Kau tidak tahu siapa aku, hah?!"

"Memangnya siapa kau?"

Suara bariton dengan langkah angkuh yang berasal dari sesosok pemuda di ujung lorong membuat seluruh tubuh Su Zhen merinding. Jin Ling berjalan mendekat, menatap jijik pada Su Zhen.

"Pemimpin, anda datang." Jin Ling mendengus kecil, kedua tangannya terlipat di depan dada dengan mata yang terus menatap tajam pada Su Zhen. "Pemimpin, apa yang harus kita lakukan pada orang ini?" tanya si Penjaga.

Melirik sekilas, Jin Ling berkata, "Apa lagi? Dia sudah melukai keluarga ku, aku rasa hukuman mati pun tidak akan cukup." Su Zhen melotot horor, hendak menggapai tubuh si pemimpin muda sekte Jin itu.

"Kau! Berani kau mau membunuh ku?! Aku akan membalasmu, Jin Ling!"

Klang!

Pedang yang sejak awal hanya diam di sisi kanan tubuhnya, kini berada tepat di leher Su Zhen. "Katakan, dengan cara apa kau akan membalasku? Jika hanya dengan serangan kecil saja aku bisa menghancurkan sekte mu itu."

Tak ingin berlama-lama, Jin Ling berbalik pergi. "Bunuh dia, aku tidak peduli dengan cara apapun. Berikan kepadaku kepalanya nanti." Lalu sosoknya menghilang ditelan kegelapan.

Jin Ling, dia sudah banyak berubah. Dia tidak peduli jika pedang dan tangan nya ternodai oleh darah, asalkan dia bisa melindungi Keluarganya. Jin Ling tidak akan pernah menunjukkan kelemahannya, karena dia yakin, ada ribuan orang yang menunggu kejatuhannya dari singgasana mewah Pemimpin Sekte Jin.

•|•

LiXia bersenandung kecil sembari memejamkan matanya, membuat Wei Wuxian yang duduk di belakangnya terkekeh. "Entah mengapa A-Niang rasa akhir-akhir ini kau sangat bahagia, karena apa itu?" tanyanya, dia mengambil pita sutra di sebelahnya untuk mengikat rambut Putrinya.

"Hm? Entahlah, aku merasa tenang dan lega melihat kalian semua sehat-sehat. Awalnya aku pikir aku akan kehilangan salah satu dari kalian, tapi sepertinya langit masih ingin melihatku tertawa." Mendengar penjelasan LiXia membuat Wei Wuxian tak tahan untuk gemas, Pria berkepala hampir empat itu mencubit kedua pipi putih LiXia.

My Life is Only You ( WangXian ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang