Chapter 7

5.8K 531 24
                                    

Sebelumnya, jangan lupa untuk Follow akun aku dulu ya

-
-
-
-

Sesuai permintaan atau lebih enak jika di bilang perintah, Rombongan Gusu memulai perjalanan mereka menuju Lian Huawu.

Sesampainya disana, Jiang Cheng sudah menyambut kedatangan mereka di depan Gerbang.

"Ekhem! Jadi, dimana Keponakan ku?"

"Aiya Jiang Cheng, kami bahkan baru sampai disini dan kau sudah menanyakan Putriku?" Jiang Cheng mendengus tak peduli, dia menghampiri Wei Wuxian yang menggendong LiXia di tangannya. "Imut sekali," gumam Pemimpin Sekte Jiang itu.

"Haha, tentu saja. Aku yang melahirkannya pasti dia akan sangat imut, benarkan Lan Zhan?"

"Mn."

'Dasar Bucin!" Batin Jiang Cheng.

"Baiklah sepertinya kalian lelah, silahkan masuk."

Jiang Cheng menggiring Rombongan itu yang terdiri atas Pasangan WangXian beserta Putrinya, Lan Xichen, dan dua Junior Lan yang adalah Lan Shizui dan Jingyi  ke dalam. Wei Wuxian berdecak kagum atas dekorasi yang terhias di Aula Perjamuan Keluarga Jiang itu. "Wah! A-Cheng, kau mendekor semuanya untukku?"

"Bukan untukmu bodoh! Untuk Keponakan ku!"

"Cih, padahal kan aku Ibunya. Harusnya kau memberi selamat padaku karena telah melahirkannya."

Dan seterusnya, perdebatan panjang antara Jiang Cheng dan Wei Wuxian terus berlanjut hingga hidangan datang.

"Selamat menikmati."

Di hadapannya, kini tersedia berbagai makanan, ada Ayam Pegar Panggang, Iga Babi Bakar, dan tentunya Sup Akar Teratai. "Wah! Hidangannya sempurna, terima kasih semuanya!"

Wei Wuxian mulai memasukkan berbagai makanan kedalam mulutnya. "Wei Ying, makan pelan-pelan," peringat Lan Wangji sambil menyeka sudut bibir Wei Wuxian yang kotor.

"Hehe."

"Oh? Aku tak melihat Xichen-ge dan A-Cheng." Lan Wangji menjawab, "Xiongzhang dan Pemimpin Jiang sedang membawa Xia-Er."

"Ah! Mereka jalan-jalan rupanya."

Keduanya makan dengan khidmat, hingga Shizui dan Jingyi yang tadi ikut dengan Pasangan XiCheng itu berlari menghampiri Wei Wuxian dan Lan Wangji yang sedang bermesraan.

"Senior Wei! Xia-Er menangis, dia mencari anda!"

"Aiyaa... Putri kecil itu, tidak bisa kehilangan ku barang sedikit pun," ujar Wei Wuxian.

Baru mereka keluar dari Aula Perjamuan, mereka disuguhkan dengan wajah khawatir Jiang Cheng dan Lan Xichen yang duduk di batu besar dengan wajah lelahnya. "Lan Huan, bantu aku menenangkan Xia-Er! Jangan hanya duduk saja!"

"Bagaimana caranya? Xia-Er hanya akan diam saat Ibunya yang menggendongnya!"

Wei Wuxian terkekeh geli, melihat perdebatan antara Keduanya. "A-Cheng, jika kau pemarah seperti itu tentu saja Xia-Er akan menangis."

"Wei Wuxian! Cepat bawa dia!"

Jiang Cheng memindahkan LiXia ke dalam gendongan Wei Wuxian. "Kenapa dia menangis?"

"Aku tak tahu, dia menangis tiba-tiba saat tanpa sengaja aku menyentuh bibirnya." Wei Wuxian terkekeh, dia mengerti maksudnya.

"Dia hanya haus, aku akan menyusui nya."

Wei Wuxian pergi dari sana, diikuti Lan Wangji di belakangnya. Sementara Shizui, Jingyi dan Jin Ling yang entah kapan datang memilih untuk bermain dengan ikan di kolam Teratai.

"Lihat! Ikan yang itu jelek sekali!" Tunjuk Jin Ling pada Ikan yang sedang mojok di Kolam.

"Hush! Gak boleh gitu Jin Ling, Ikan itu kan ciptaan Tuhan," nasihat Shizui. Jin Ling mendengus mendengarnya, sungguh Shizui itu sama membosankan nya dengan Lan Wangji!

Melihat reaksi Jin Ling, Jingyi tidak bisa menahan untuk tidak ikut mengejek. "Tuan Muda Jin ini, bahkan Ikan itu masih lebih baik daripada dirimu!" Jin Ling melempar tatapan tajam kearah Jingyi.

"Kau-!"

"Apa? Aku tampan? Terima kasih!" Narsis Jingyi sambil menyibakkan rambutnya ke belakang. Shizui terkekeh kecil, dia merapikan sedikit rambut Jingyi. "Shizui!"

"Hehe, maaf."

"Jangan bermesraan di depan ku!" Protes Jin Ling yang mana dia hanya sebagai nyamuk disini. "Cih! Siapa yang bermesraan? Makanya cari Nona Muda sana!"

Jingyi melanjutkan dengan nada mengejek, "Eh tapi, Nona Muda nya kan dirimu, maka cari sana Tuan Muda!" Jin Ling yang sudah geram kelewat batas mengeluarkan Pedangnya dari sarungnya lalu mengacungkan nya tepat di hadapan Jingyi.

"Kau! Berhenti mengejekku! Aku ini Tuan Muda Jin! Banyak wanita mengantri untuk aku lirik!" Jingyi merotasikan bola matanya jengah.

"Kalau begitu maafkan tingkah saya Tuan Muda Jin. Saya bersalah, saya patut dihukum," kata Jingyi dengan nada dibuat seakan-akan dia sangat menyesal. Bahkan Pemuda Lan itu membungkuk hormat di hadapan Jin Ling.

"Sudah, hentikan perdebatan kalian!" Lerai Shizui. Shizui menatap Jin Ling lembut, lalu tersenyum. "Tuan Muda Jin, maafkan tingkah Jingyi. Bagaimana jika kita berdamai saja?"

Jin Ling. "Mana Sudi aku berdamai dengan si pendek itu!"

Jingyi. "Aku juga tidak Sudi berdamai dengan Merak Emas Sombong seperti mu!"

Keduanya saling melempar tatapan tajam. Lagi, Shizui hanya bisa menghela nafas pasrah, sebenarnya Shizui ada salah apa di masa lalu hingga dihadapkan cobaan seperti ini Tuhan?

Tenggelamkan Shizui di Laut Merah sekarang juga!

-----

Pendek banget ya? Soalnya otak lagi buntu ini... Maafkan jika typo bertebaran...

Terima kasih...

My Life is Only You ( WangXian ) Where stories live. Discover now