1. Jelita Sayang Queenza

1.2K 188 10
                                    

Hai. Guyssss

Welcome back cerita anak gemesnya Umma Cyra dan Ayah Ilham. Wkwk.

Kalian harus follow dulu akun ini dan akun tiktok w biar tiap hari w update.

W gak ada ayang bestie, jadi semangati w lewat vote kalian❤️

Salam damai, Rina Oktaviana.

B A R - B A R

1. Jelita Sayang Queenza

Ini adalah hari pertama Sayang sekolah di sekolah barunya. Jika di tanya perasaanya jawabannya biasa saja, tidak ada jiwa menggebu-gebu.

Tapi, lain cerita jika di sekolah barunya menyimpan stock cogan yang bisa menambah vitamin D (deg-degan) di jantungnya.

Jika siswa lain saat pertama kali sekolah, akan di antar kedua orang tua. Sayang berbeda, ia memilih kabur subuh-subuh setelah di paksa shalat agar tak ada drama Papi mengantarnya ke sekolah.

Orang rumah mungkin belum sadar dirinya menghilang. Papi, juga belum pulang dari masjid. Biarkan saja. Toh, biasanya tanpa kehadirannya mereka juga baik-baik saja.

"Ternyata di pinggir komplek elite ada pasar kumuh juga ya!"

Mata sipit milik Sayang mengelilingi tempat sekitar, ia membenarkan posisi kaca matanya agar semakin jelas melihat keributan emak-emak menawar harga belanjaan.

Di antara banyaknya manusia. Hanya dirinya yang menggenakan seragam sekolah.

"Hm. Kesenjangan ekonomi!" Gumam Sayang.

Biasanya, ia menemani Mami berbelanja di super market, tidak ada bau menyengat dari ikan, atau bau badan orang-orang yang berkeringat karena berdesakan. Hanya, ada emak-emak yang menjinjing tas mahalnya sambil mendorong troli atau tinggal tunjuk, lalu asisten akan membawakan.

Terlalu banyak berpikir tentang ekonomi masyarakat membuat perempuan itu terpojok di gang sempit.

Apakah benar ini wajah ibu kota? Sangat kumuh. Sampah di mana-mana, tempat-tempat bekas berjudi, botol miras yang masih bergeletakkan.

"Iuh!" Sepatu sneakers miliknya menginjak plastik yang entah isinya apa, namun mengeluarkan bau yang sangat menyengat.

Ponsel miliknya terus berdering, Sayang menghela napas sebelum mengangkat panggilan telpon Papinya.

"Kamu dimana?" Tanya Papi tanpa basa-basi.

"Ke sekolah." Jawabnya malas.

"Kenapa pergi gak pamit? Kamu buat kami nyariin kamu."

"Mau berangkat lebih awal!"

"Emang di kira ini kaya di rumah mami bisa keluar masuk seenaknya? Di sini punya aturan!" Sentak papi.

"Ia, udah dulu aku mau berangkat."

"Nyusahin, aja!" Ujar Papi sebelum mematikan sambungan teleponnya.

Kan, papi hanya marah-marah tidak jelas. Ia tidak menanyakan tentang sekolah atau keadaan dirinya.

ZhicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang