5. Pertengkaran Pertama

438 133 4
                                    

24 Feb, 13:43

Cih, istri model pelakor aja di bela! Tar diselingkuhin balik, nangiss...

5. Pertengkaran Pertama

"Assalamualaikum!" Zhico membuka pintu rumah, matanya mengelilingi ruang tamu yang sepi. Tak ada yang menjawab salamnya juga.

Kemana mereka semua? Pergi tak mengajaknya lagi?

"Umma!" Panggil Zhico. Entah kenapa orang pertama di rumah ini yang selalu Zhico cari pertama adalah Umma.

"Umma, mana?" Tanya Zhico pada Zalina yang sedang duduk di ruang Keluarga seorang diri. Tak lupa Zhico mencium kening Zalina.

"Di dapur!" Jawab Zalina.

Buru-buru lelaki itu menghampiri dapur. Bibirnya tersenyum cerah ketika mendapati Umma sedang sibuk dengan masakannya.

"Umma!"

Cyra menoleh, "Aa udah pulang? Umma kira belum, Sayang jadi ke sini?"

Tak menanggapi berbagai pertanyaan Ummanya, ia mendekat ke arah Umma, memeluk Umma erat. "Umma kenapa pergi ke pasar sendirian?"

"Pengen me time!" Jawab Cyra asal. Anak dan ayah sama saja, terlalu over protektif padanya.

Zhico berdecak, tak puas dengan jawaban Umma. "Lain kali, kalo pergi harus bilang Ayah, atau aa. Tapi, Umma gak apa-apa?"

"Alhamdulillah, makin jago bela diri!" Cyra tersenyum tipis tak kala mendapati raut kesal sang anak. "Umma, gak papa. Serius. Udah di cek sama ayah juga tadi."

Tatapan Zhico meneliti dari ujung kaki sampai ujung rambut. Kini ia bisa bernapas lega, ketika tak mendapati bekas luka di tubuh Umma. Mata bulat miliknya menatap cukup lama wajah ayu milik Umma. Kemudian membawa Umma kedalam pelukannya lagi.

"A, itu istri ayah loh. Kenapa kamu peluk-peluk?" Ilham memisahkan pelukan antara ibu dan anak itu dengan paksa. Berganti merangkul Cyra dan Zhico bersamaan.

Cyra menatap sebal Ilham. Mereka ini kalau di rumah selalu merebutkan dirinya.

"Tapi aa pinjem sebentar!" Jawab Zhico. Dasar Ayahnya ini bucin akut. Sama anak sendiri saja suka ngomel.

Zhico melepaskan rangkulan ayahnya. Ujung matanya menangkap sesuatu yang tak bisa ia hiraukan. "Wah!"

"Jangan!" Cegah Cyra cepat.

Tangan yang semula sudah siap menyentuh kue rasa greentea, terhenti di udara. Matanya yang semula berbinar meredup. Pasti untuk Zalina lagi!

"Satu gak boleh?" Tanya Zhico. Pasti enak sekali, dengan taburan bubuk greentea di atasnya.

"Itu Umma buat untuk teman kamu." Jawab Ilham.

Zhico menoleh, "Sayang?"

Cyra mengangguk, ia sudah menyiapkan makanan spesial untuk Sayang makan bersama mereka. Dan juga, kue greentea untuk Sayang bawa pulang. Tadi ia melihat anak baik itu mengantongi cokelat rasa greentea.

Zhico mengedipkan matanya beberapa kali. Mengigit bibir dalamnya, menatap wajah Umma dan Ayahnya bergantian.

Tak mungkin kan, ia harus mengatakan, Sayang di bawa paksa oleh om-om? Yang ada Ummanya malah semakin khawatir.

"Itu-" Zhico menghela napas. "sayang gak bisa makan sama kita sekarang. Tadi, dia ada urusan mendadak!"

Raut wajah Cyra berubah murung, ia menatap sedih masakannya yang sudah ia siapkan sejak tadi.

ZhicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang