11. Namanya juga anak SMA

443 109 5
                                    

12 Maret 2022

____________

"Saya gak suka dekat dia, bu. Dia berisik nanti saya kurang fokus!"

"Tapi, saya suka dia bu. Saya bisa fokus kalo dekat dia!"

____________


Abizar merebahkan tubuhnya di bawah pohon besar taman Galaksi, lelaki itu tepar setelah menjalankan kerja paksa membersihkan WC di seluruh sekolah ini. Sepertinya, Pak Cahyono itu memiliki dendam pribadi padanya, sehingga ia sendiri yang mendapatkan hukuman paling sadis.

Jika di pikir-pikir guru mana juga yang tidak emosi saat empat hari dalam seminggu selalu menghukum Abizar dalam kasus berbeda-beda. Kalo kata kasarnya gurunya sudah 'muak!'.

"Co, air!" Lelaki itu menarik seragam Zhico yang masih khusyuk mencabut rumput dengan bibir komat-kamit menghapal al-qur'an.

"AIR... GUE BUTUH AIR!" Abizar sungguh tersiksa dengan semua ini. Tenggorokannya begitu kering.

"Ya lo ngapain ke sini. Bukanya beli minum di kantin!" Sewot Zhico.

"Ya gue keinget lo."

Dari jaman belum di sunat sampai mereka punya jakun. Abizar paling tau tentang Zhico yang benci membuang-buang waktu dan tidak disiplin, maka dari itu Abizar kepikiran mengapa bisa Zhico berakhir mendapatkan hukuman mencabut rumput. Sampai lupa mampir membeli minum di kantin.

Dua siswi malu-malu mendekati mereka -- lebih tepatnya ke arah Zhico. Fans Zhico itu kebanyakan perempuan baik-baik, ada juga si yang solehot a.k.a hari senin sampai sabtu solehah, minggu nya mendadak hot. Tapi, jika makhluk seperti itu biasanya lebih banyak menjadi pengikut Abizar.

"Co itu!" Kode Abizar pada Zhico yang tak peka. Tapi, namanya Zhico walaupun peka lelaki itu pasti tak mau menanggapi para perempuan ini. Buktinya saja, lelaki itu tetap asyik menikmati peran barunya sebagai tukang kebun.

Abizar bangkit dari tidurnya, membersihkan seragamnya yang sedikit kotor. Lelaki itu tersenyum lebar pada kedua siswi yang terlihat canggung ingin memberikan minum pada Zhico.

"Buat Zhico?" Tanya Abizar basa-basi.

Mereka mengangguk. "Buat kak Zhico!" Ujar mereka sambil mengulurkan sebotol air mineral dan minuman vitamin C.

"Makasih banget, kalo kata Zhico Syukron ukhty-ukhty, ahlan wa sahlan!" Kata Abizar dengan percaya dirinya.

"Ahlan wa sahlan juga, kak!" Jawab mereka lirih menahan tawa yang akan meledak. Mau tertawa masalahnya ini Abizar, bisa dapat masalah tujuh hari berturut-turut.

Zhico menggeleng mendengar ucapan Abizar. Lelaki itu mendongak melirik ke arah dua perempuan itu, tersenyum tipis tak kala salah satu dari mereka menatapnya dengan pipi bersemu merah. Kemudian kembali mencabut rumput.

"Jangan sakit hati ya sama dia, aslinya Zhico seneng kalian kasih beginian. Besok-besok yang banyak, dadah. Semangat belajarnya adik-adik!"

"Dadah ka Zhico. Semangat!" Ujar mereka kompak dengan ekspresi puas.

Zhico mengangguk singkat sebagai rasa hormat. Perempuan-perempuan ini semakin di ladeni semakin menyeramkan. Rasanya ia lebih takut perempuan dari pada pelajaran matematika.

"Tumben banget lo di hukum!" Abizar melemparkan satu botol vitamin C pada Zhico yang berhasil lelaki itu tangkap sebelum menghantam kepalanya.

Zhico menyimpan minuman itu di sisinya. Tak berniat juga menyahuti perkataan Abizar.

ZhicoWhere stories live. Discover now