7. Mari Kita Labrak

410 121 4
                                    

28, Feb. 10.40

Bacot lo. Gaya hedon ekonomi sulit. Kalo gak punya uang gak usah banyak tingkah. Biar gak banyak utang!

--------------------

7. Mari Kita Labrak

Hari ini jam pelajaran di kelas dua belas IPS tiga kosong sampai pelajaran terkahir. Guru yang mengajar sedang mengadakan rapat.

Kelas yang memang terkenal dengan keanehan penduduknya, sudah tak karuan bentukannya. Meja dan kursi di tata sebagai panggung adu bakat.

Ide ini siapa lagi yang buat jika bukan Gaven. Ketua kelas yang menjamin keselamatan rakyatnya. Pokonya jika kegaduhan ini ketahuan, mereka lempar saja pada Gaven.

"Ga! Apaan ah, gak mau jadi model syariahhh gini!" Tolak Sayang ketika Mille dan Diana memaksa Sayang menggunakan kerudung, sedangkan untuk bajunya mereka meminjam pada anak-anak ekstrakurikuler design.

Ralat bukan di pinjam, tapi di beli oleh Diana, khusus untuk menghibur mata-mata lapar para jomblo di kelasnya! Perizinan lebih mudah jika mas pacar sendiri yang turun tangan berbicara dengan guru di sini.

"Mille aja!" Sayang masih berusaha melepaskan diri dari ide gila temen laknatnya.

Mille menggeleng. "Gue mah cocoknya jdi model, baju haram!"

"Lo aja!" Tunjuk Sayang pada Diana. Jelas, Diana menolak dengan tegas. Di sini dia akan mengeluarkan bakat meriasnya.

"Tes-tes. Para Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang saya hormati dan saya banggakan!" Gaven berdiri di atas meja yang sudah mereka susun. Tersenyum penuh makna pada teman-temannya. Lelaki itu menahan tawa ketika melihat Sayang tak berdaya.

"Pertama-tama, perkenalkan nama saya Gaven Gustav Narendra, alias si ganteng yang tak tertandingi alias ketua kelas baik hati, juga kaya raya!"

"NAJISSS!!!" Teriak mereka kompak.

Gaven tak sakit hati mendengar cacian dari teman-temannya sudah biasa, mereka hanya iri melihat ketampanan yang tiada dua ini.

"Lo semua akan memuji gue ketika lo, lo, dan lo!" Tunjuk Gaven pada teman-teman lelakinya sambil menyeringai, "melihat pertunjukkan dance kali ini. Sudah, tidak usah banyak omong mari kita simak dan kalau mau merekam tolong bayar seiklasnya!"

"Gue kira kelas kita dulu lebih stres, ternyata kelas ini kelas perkumpulan ODGJ Anjerrr!" Ujar Mille yang di benarkan Diana dan Sayang.

"Tapi, kayaknya kelas gue gak separah kelas ini idenya!" Makanya Diana menyelipan ke sini karena bosan di kelasnya yang juga jam kosong.

Musik menggema cukup keras tapi tidak terlalu keras, kini mereka membentuk lingkaran agar Livy and the genk bisa bebas bergerak.

"Waw!" Seru anak lelaki ketika mendapati Livy yang memasuki kelas dengan pakaian dancenya yang cukup berani.

"Gav, ini si penyegaran yang sangat segar!" Kafka menyenggol bahu Gaven dengan wajah berseri-seri.

Muka-muka otak mesum tingkat parah!

Sayang menatap wajah teman-teman lelaki di kelas ini satu-satu. Ada yang memperlihatkan wajah seriusnya, ada yang memperlihatkan senyum mesumnya seperti Kafka, ada yang biasa saja padahal dalam hati sudah berfantasi liar, Sayang tau yang diam-diam kadang lebih menghanyutkan.

"Livy jago banget ya, keren. Lemes banget badannya kaya mulut tetangga gue!" Sayang memperhatikan gerakan demi gerakan yang Livy tunjukkan. Badan Livy juga bagus, ekspresi yang dia tunjukkan saat ngedance sangat-sangat menjiwai di setiap gerakan. Pantas saja jika Livy, mendapat banyak perhatian dari mata keranjang laki-laki.

ZhicoWhere stories live. Discover now