2. Tiga WACANA

638 143 4
                                    


Semoga terhibur 🌹
Sen, 21 Feb. 12.51

-------

Maaf, sedang tidak berniat menjadi salah satu penghuni neraka

_Zhico_

2. Tiga Wacana (Wanita Cetar Membahana)


Sayang mempercepat langkahnya ketika satpam sudah siap menutup gerbang. Napasnya sudah tidak karuan. Peluh membanjiri dahi dan lehernya. Poninya acak-acakan terkena keringat. Untungnya ia sempat mengambil bedak bermerek milik Mami sebelum memutuskan menjadi rakyat yang biasa-biasa saja. Bedak Mami ini Sayang yakin tahan retak dan tahan longsor.

Kalo bukan hari pertama ia memilih bolos.

"Sayanggg. Semangat!" Teriak seseorang sambil melambai padanya di depan gerbang.

Mata Sayang menyipit, suara cempreng itu seperti tidak asing. Alis Sayang menyatu nampak berpikir. Dari sekian banyak orang di kota ini yang mengenalnya, tidak mungkin juga ia langsung memiliki fans di sekolah barunya.

Semakin dekat jaraknya dengan gerbang, Sayang semakin jelas melihat bentuk wajah orang tersebut.

Sialan, dia Mille, sahabatnya di sekolah yang dulu.

"Sorry!"

Sayang mengusap bahunya yang di tabrak seseorang. Ia menatap tajam siswi yang berjalan tidak pakai mata. Sayang mencekal pergelangan tangannya mencegah siswi itu kabur sebelum ia buat perhitungan.

"Maaf!" Ujarnya lirih dengan raut ketakutan, wajahnya pias dengan tangan yang berkeringat dingin. Dia juga berkali-kali menoleh kebelakang.

Sayang mengikuti arah pandangnya, bibirnya melengkung ke atas ketika matanya mendapati mangsa baru.

"Lo takut sama mereka?" Tanya Sayang. Siswi cupu ini terlihat sekali menghindari segerombolan siswi di dekat gerbang masuk.

"Aku-aku!" Jawabnya gugup. Sayang tanpa basa-basi menarik pergelangan tangan siswi bernama Zulfa ini.

"Lo kenal dia?" Tanya Sayang pada Rania si muka-muka judes. Pasti ini ketua cabe-cabean.

Rania mendengus kecil. Menatap Sayang aneh. "Lo siapa?" Tanyanya balik.

"KALIAN BUKANNYA MASUK MALAH NGERUMPI! SAYA TUTUP YA GERBANGNYA!"

"JANGAN!" Teriak Mille dan Diana bersamaan.

"Masuk Sayang!" Teriak Mille, melambai pada Sayang yang masih adu tatap dengan Rania.

"Sayang, cepetan. Satpam di Galaksi gak mempan sogokan lima ribu!" Diana menahan pintu gerbang yang akan di tarik oleh satpam. Memeganginya dengan sekuat tenaga.

"Sebentar!" Teriak Sayang.

"Kenalin Gue Sayang. Dia sodara gue, kalo lo berani macem-macem gue patahin lipstik merah cabe lo!" Ancam Sayang tak main-main.

"Yuk!" Sayang mengajak Zulfa memasuki gerbang. Kasian sekali Zulfa wajahnya sangat tertekan pasti ia korban bully di sini.

Rania mencekal tangan Sayang, ia mencegah Sayang pergi. Senyum Rania merekah, "kalo gitu lo yang bayar utang dia. Udah lama, dia kabur-kaburan kalo gue tagih!"

ZhicoWhere stories live. Discover now