4. Ajakan Makan Malam

449 135 4
                                    

Rab, 23 Feb. 12.26

Di part-part awal mari kita resapi persahabatan mereka ini. Part awal aku kasih konflik ringan, biar kalian mengenal setiap karakter lebih dulu.

Jujur, nulis kisah persahabatan seperti ini. Buat aku flash back lg ke jaman2 sekolah beberapa tahun lalu. Dan, karyaku kali ini bakalan banyak aku pakai org2 yg berjasa membuat warna di hidup w. Terutama diana, dan Mille ini ❤️ sebenarnya banyak sahabat w yg lain cuman jaman sekolah yg pling berkesan mereka. Dan nama mereka juga emang nyata hehe.

So, selamat membaca 🌹🤍

-----------------------------------------------------

1. Ajakan Makan Malam

Zhico meminta Izin pada pak Akbar dan bu Caterina selaku guru BK nya untuk mengangkat panggilan Umma.

"Maaf, boleh saya angkat telpon ibu saya sebentar?" Tanya Zhico.

Pak Akbar mengangguk. Mempersilahkan anak baik yang salah teman itu untuk mengangkat panggilan telpon ibunya.

Sayang memperhatikan Zhico yang tengah menerima telpon. Suara lelaki itu yang dingin berubah hangat saat berbicara dengan sang ibu.

Ekspresi minim lelaki itu juga menghilang. Zhico bahkan sempat tersenyum lebar.

"Umma mau di belikan apa?" Tanya Zhico lembut.

"Umma tolong belikan pembalut, seperti biasa ya A."

Zhico mengangguk. "Yang 28 cm?"

"Ia, yang biasa ada sirih-sirihnya." Ujar Ummanya masih kalem. Tidak tau nanti saat sekolah memberitahu Umma anak lelakinya masuk ruang BK.

"Baik. Sudah dulu ya Umma. Aa matikan telponnya."

"Sebentar A, Umma lupa!"

Zhico menunggu Ummanya berbicara kembali dengan sabar. Memaklumi, semakin di makan usia, mudah lupa.

"Di sekolah Aa ada murid baru? Kalo gak salah namanya sayang!"

Zhico menautkan alisnya. Tumben sekali Ummanya menanyakan anak baru di sekolahnya.

"Aa kurang tau, Umma!"

Umma mendesah, "yah, tolong cari dong a. Umma mau ajak makan malam. Dia udah nolongin Umma dari preman pasar!" Ujar Umma.

"Innalillahi, Umma baik-baik aja?" Tanya Zhico panik mendengar kabar tak enak itu dari Ummanya.

"Aman a. Tolong ya, cariin Umma mau terima kasih banget sama dia. Ciri-cirinya, pakai seragam warna biru, rambutnya pendek sebahu, pakai poni, terus dia pakai kaca mata bulat. Anaknya manis! Namanya Sayang!"

Zhico mengalihkan tatapannya dari lapangan basket, ia kini menatap seseorang yang berada di ruangan BK. Ciri-cirinya sama dengan apa yang Umma katakan.

Tapi wajah perempuan di sana tidak menunjukkan kebaikan!

Zhico menggeleng, ia tidak boleh suudzon, sekalipun dia memang benar-benar menjengkelkan.

"Sepertinya Zhico udah ketemu orang yang Umma maksud!"


ZhicoWhere stories live. Discover now