01. Murid baru

968 106 2
                                    


.
.
.
.
.
Seorang remaja berusia delapan belas tahun tampak menatap gerbang sebuah sekolah dengan lekat. Seragam putih abu-abu yang dikenakannya tampak berbeda dengan seragam milik sekolah yang dia tatap saat ini.

Perlahan remaja itu melangkahkan kakinya masuk kedalam sekolah, mengabaikan tatapan penasaran dari murid-murid disana. Sekolah ini berbeda dengan sekolah lamanya, ya memang sekolah negri dan swasta selalu memiliki perbedaan.

Bruk

"Aduh maaf." Remaja itu menatap uluran tangan yang ada didepan wajahnya, setelah tidak sengaja dia tertabrak oleh seorang siswa yang baru saja berbelok dari salah satu koridor.

"Ah iya, tidak apa." remaja itu menatap sosok tinggi yang baru saja membantunya berdiri, wajar saja jika dia sampai terjatuh hanya karena tertabrak seorang murid, yang menabraknya saja memiliki tinggi yang sangat menjulang.

"Kamu murid baru?" remaja itu mengangguk saat siswa dihadapannya bertanya.

"Iya, aku baru pindah hari ini." sosok tinggi itu tersenyum.

"Kalau begitu kenalkan, aku Aryaka Jaitna Lukito, biasa dipanggil Jatna, mau aku antar keruang kepala sekolah?" remaja itu menyambut uluran tangan siswa tinggi bernama Jatna itu.

"Raka Mahawira, apa tidak merepotkan kalau kamu harus mengantar keruangan kepala sekolah?" Jatna tertawa pelan dan menggeleng.

"Jangan khawatir, aku wakil ketua osis, jadi lebih baik aku yang mengantar mu dari pada kamu diantar oleh murid lain dan berakhir dikerjain." Raka mengangguk, dia tersenyum tipis saat mendengar tutur lembut dari Jatna. Raka mengikuti langkah Jatna yang akan membawanya keruang kepala sekolah.

"Kalau begitu terima kasih." Jatna tersenyum, meskipun dia sempat tertegun beberapa saat ketika melihat senyum milik Raka.

"Mirip si toa kalau senyum." Raka menoleh kearah Jatna saat mendengar gumaman lirih remaja tinggi itu.

"Maaf, kamu bilang sesuatu?" Jatna menggeleng, dia tersenyum malu saat Raka sepertinya mendengar gumaman tidak jelasnya.

"Hanya mengingat sesuatu, tapi tidak penting." Raka hanya mengangguk, dia tidak mungkin bertanya terlalu banyak pada orang yang baru saja dikenalnya.

"Ini ruangan kepala sekolah." Jatna berhenti didepan sebuah pintu dengan papan nama diatasnya.

Tok

Tok

Tok

Cklek

"Permisi pak, saya mengantar anak baru." Jatna membuka pintu saat mendengar perintah dari sang kepala sekolah.

"Oh Jatna, terima kasih, kamu bisa kembali kekelas sekarang." Jatna mengangguk, dia berbalik dan menatap Raka.

"Sampai ketemu dikantin waktu istirahat nanti." Raka mengangguk dan tersenyum manis pada Jatna.

"Iya, sampai ketemu nanti."
.
.
.
.
.
Raka mengikuti langkah seorang guru dalam diam, sejak keluar dari ruangan kepala sekolah tadi, Raka sama sekali tidak mengeluarkan suara, bahkan saat ditanya oleh guru yang akan mengantarnya kekelas pun dia hanya mengangguk dan mengeleng.

"Ini kelas mu, 11 ipa 2." Raka mengangguk dan kembali mengikuti langkah guru itu masuk kedalam kelas.

"Hari ini kelas kalian kalian kedatangan murid baru, kamu bisa perkenalkan diri." Raka hanya mengangguk saat sang guru memintanya memperkenalkan diri. Mata tajam namun teduh remaja itu menyisir seisi kelas, hingga netranya tanpa sengaja menatap sosok mungil yang duduk dibarisan belakang.

"Perkenalkan saya Raka Mahawira, pindahan dari Jogja, salam kenal dan mohon bantuannya." sang guru mengangguk, beliau tidak memberi kesempatan terhadap murid yang lain untuk mngajukan pertanyaan yang pastinya tidak akan jelas.

DejavuWhere stories live. Discover now