[3]

5.5K 933 74
                                    

Setelah memastikan laptop Hyunsuk kembali menyala dan tak mengalami masalah lain, Jihoon pamit pada sang tuan rumah.

Cukup terburu-buru karena memikirkan nasib Jisung yang kelaparan menunggunya.

"Makasih, ya, Jihoon. Nanti kalo udah ada uang lebih gue bayar."

"Gak usah, bang. Santai aja." Jihoon sedikit tersenyum ramah. Betul senyuman ramah syarat akan tak masalah karena yang ia lakukan bukan apa-apa.

"Nanti gue bayar." kukuh Hyunsuk.

Jihoon meringis pasrah, "yaudah terserah lo deh. Ini gue langsung, ya. Lagi buru-buru."

Raut Hyunsuk berubah, menjadi terkejut dan panik.

Anehnya, Jihoon merasakan itu sampai ke ulu hati. Ia ikut panik.

"Eh, yaudah sana pergi." Hyunsuk semakin bertambah panik sedetik setelah menyadari ucapannya yang terdengar mengusir.

"GAK GITU MAKSUD GUE!"

Jika saja refleks Jihoon kurang bagus, laptop yang baru saja ia perbaiki mungkin kembali terkena tumpahan jus yang tersenggol Hyunsuk.

'Hadeuh.'

"Demi Tuhan, lutut gue lemes banget."

"Rusuh mulu sih. Hati-hati kalo mau gerak tuh." cemooh Yohan hingga menimbulkan kekahan miris dari Jihoon.

"Yaudah gue pulang nih, ya."

Hyunsuk berniat bangkit sebelum Jihoon menahannya di tempat, "gak usah, gak usah lo anter gue bisa sendiri kok."

Sedetik setelahnya Jihoon menyesal telah mengucapkan itu karena Hyunsuk terlihat tersinggung dan kecewa.

Ia menggaruk tengkuknya canggung sebelum pamit pada Yohan dan pergi meninggalkan kosan itu.

***

Hyunsuk merapikan kembali gelas dan piring setelah Jihoon pergi. Dengan sedikit raut sedih karena Jihoon terlihat terganggu olehnya.

"Padahal gue cuma mau bilang makasih, dia ngga gue bayar tadi."

"Gapapa kali. Toh kalian udah saling kenal."

"Gak seakrab kalian. Jihoon malah kayaknya takut kalo ketemu sama gue."

Yohan menahan tawa mendengar penuturan Hyunsuk, yah, memangnya siapa yang tidak akan terganggu jika didekati seorang pembuat onar.

"Perasaan lo aja." tapi Yohan tak cukup kejam untuk mengatakan itu, karena ia yakin tanpa diberi tahu sekalipun Hyunsuk paham dirinya sendiri.

"Tapi kalo sama kalian dia rame banget, rusuh."

"Kan udah kenal dari lama."

"Iya sih..."

"Dah, gak usah overthinking. Mending lo mikirin gimana dapet duit sebelum bokap lo transfer, ini baru tanggal dua puluh tiga."

Benar juga, Hyunsuk butuh beberapa barang baru dan orang tuanya baru akan mengirimkan uang sekitar tanggal satu bulan depan, itu masih satu minggu,

Sedangkan uang Hyunsuk hanya terisi cukup untuk lima hari lagi, itu tidak termasuk biaya perjalanan.

"Lo dong kasih gue kerjaan, apa kek... Gue bisa apa aja."

My Stupid Soulmate [✓] Where stories live. Discover now