[25]

3.9K 659 105
                                    

Seolah tidak peduli pada rasa sakit yang akan ditorehkan Seolhee, Hyunsuk dengan percaya diri kembali mendatangi rumah Jihoon.

Berdandan begitu cantik dengan sweater baby blue dan celana hitam selutut membungkus tubuhnya kecilnya.

"Berani juga kamu dateng ke sini."

Hyunsuk tersenyum, begitu manis yang terasa seperti sebuah ejekan bagi Seolhee. Berbekal keyakinan akan apa yang dilakukannya adalah hal benar, Hyunsuk mulai melancarkan aksinya.

***

Minggu pagi Hyunsuk menunggu Jihoon di taman yang pernah Jihoon gunakan untuk menyiksa Hyunsuk, mereka akan menghabiskan waktu bersama untuk berkencan.

Setelah sekian lama mereka lalui dengan kekacauan, akhirnya mereka bisa saling bertemu, berbagi segalanya meski Hyunsuk tahu Jihoon sedang tidak baik-baik saja.

Tidak masalah, Hyunsuk yang akan memperbaiki segalanya dalam kehidupan Jihoon.

"Aku nggak ngerti sama Bunda, tiba-tiba dia ijinin aku keluar. Kenapa nggak dari dulu aja coba, aku kangen banget sama kamu. Kangen semuanya dari kamu."

Begitu Jihoon sampai, ia langsung menerjang Hyunsuk dengan pelukkan hangat. Mengabaikan rasa gundahnya yang langsung lenyap begitu melihat sang Mentari.

"Mungkin Bunda lagi dapet lotre." canda Hyunsuk yang dibalas cubitan di hidungnya.

"Ngaco." Jihoon mengecup hidung Hyunsuk yang baru saja ia cubit. "Maafin aku, ya. Beberapa minggu ini—"

"No, no, no. Hari ini aku nggak mau bahasa apa-apa tentang masalah, kamu udah setuju kalo hari ini kita cuma bakal seneng-seneng. Kan siapa tau minggu depan kita nggak ketemu lagi."

Jihoon mengerutkan alisnya curiga, "siapa tau Bunda nggak ngijinin kamu keluar lagi, 'kan..." Hyunsuk buru-buru menambahkan begitu menyadarinya.

Satu anggukan Hyunsuk terima, "oke. Kamu mau apa sekarang?"

"Naik sepeda."

Maka, Jihoon menyewa satu sepeda dan mengayuh benda itu mengelilingi sungai dengan Hyunsuk yang duduk miring di bagian depan.

Tidak terasa sakit karena Hyunsuk sedang jatuh cinta, pada Jihoon-nya, sang penuntun di gelap yang ia temui.

"Kamu selama ini ngapain?"

"Banyak." jawab Jihoon seraya memarkirkan sepeda.

"Tapi gak penting, gak ada kamu di sana. Aku lupa sebagian besar apa yang udah aku jalanin, yang aku inget cuma aku pengen banget ketemu sama kamu."

"Kan sekarang udah ketemu, kamu jelek kalo mellow terus." cebik Hyunsuk, memanyunkan bibir beberapa senti hingga Jihoon tidak tahan untuk tidak mengecup bibir itu.

"Sori, I love you." Jihoon nyengir, memamerkan gigi-gigi rapi miliknya.

Lalu, kedua menghabiskan waktu singkat itu penuh warna. Hyunsuk meminta pada Jihoon apapun yang selama ini ia inginkan. Benar-benar segalanya seolah tidak ada lagi hari esok.

Mengelilingi kota, berbagi cerita dan kasih sayang. Saling mendamba satu sama lain, melayangkan ribuan tatapan penuh puja seolah mereka pasangan paling sempurna.

Tidak ada yang menganggu mereka hari itu, segalanya berjalan semulus yang mereka harapkan.

Jihoon tak mendapat satu panggilanpun dari Bundanya atau Jisung.

Siang itu, kupu-kupu tak pernah pergi dari perut dan dada keduanya sampai menjelang tengah malam.

Hyunsuk meminta Jihoon menginap, yang anehnya lagi-lagi disetujui oleh Seolhee. Jihoon tidak ingin memusingkan itu, karena di dalam pelukannya kini bergelung tubuh kecil nan hangat.

My Stupid Soulmate [✓] Where stories live. Discover now