[12]

4.2K 805 94
                                    

iya udah sore! selamat menikmati sayang. btw jgn berharap banyak ke aku, siapa tau ini semua gak sesuai ekspektasi.

happy readings anyways😘

***

Satu minggu, dua minggu, tiga minggu dan seterusnya Jihoon lalui dengan kesengsaraan. Hari-harinya dipenuhi dengan masalah yang diciptakan belahan jiwanya. Karena ternyata permohonannya tidak sampai.

Begitu sampai Jihoon hampir terbiasa.

Hampir, karena tidak mungkin ada manusia yang terbiasa dengan ketidakteraturan. Apalagi Jihoon yang dididik sejak kecil untuk selalu hidup teratur.

Tapi demi teman seumur hidupnya, ia rela sedikit melenceng dari ajaran orangtuanya dan menyeimbangkan rutinitas barunya-terbiasa untuk berpikir cepat.

"Langsung pulang?"

Sunwoo menggeleng, meletakkan kepalanya di atas tasnya yang baru ia rapikan. "Aku nggak enak badan. Mau kak Yeonjun."

Jihoon menyentuh kening Sunwoo dan memang terasa hambar. "Makan es, ya, kemaren?"

"Nggak, kak Hyunsuk lagi demam terus kemaren aku minum boba punya dia."

"Yeu, ngapain juga?"

"Mau ke kak Yeonjun."

"Yaudah telpon, suruh jemput."

Sebelum menjawab Sunwoo mengusap matanya yang berair terlebih dahulu. "Kak Yeonjun masih kuliah, pulangnya nanti jam lima."

"Terus?"

Sunwoo menatap Jihoon memelas, memohon penuh harap.

"Untung gue baik." ucap Jihoon seraya memakai tasnya di depan, kemudian ia herjongkok di samping Sunwoo dan menepuk bahunya. "Naik."

"Aku bisa jalan sendiri, tapi jangan naik bus aku pusing."

"Ya terus naik apaan? Mau jalan kaki?"

"Ih, Jihoon..."

"Angkot?"

Dan Sunwoo melayangkan satu pukulan tak terasa pada bahu Jihoon. "Ya terus mau naik apaan?"

"Grab."

"Untung gue baik." kata Jihoon seraya menghela nafas dan memesan grabcar.

***

Pukul lima lebih beberapa menit Yeonjun akhirnya pulang, dan Jihoon bersyukur dengan sangat atas itu.

Akhirnya ia bisa terbebas dari rengekan Sunwoo.

"Lama banget, bayi lo nih rewel."

"Sorry, thanks." Yeonjun tergopoh-gopoh masuk, melepas sepatunya secara asal dan menjejalkan sekantung kresek warna puting yang entah isinya apa pada Jihoon.

Buru-buru duduk di dekat Sunwoo dan memeriksa kening pemudanya, "Nu udah makan?"

"Belum, mana mau makan kalo gak disuapin pake mulut lo."

Sunwoo semakin merengek mendengar perkataan Jihoon, ia mengendus-ngendus leher Yeonjun guna mengurangi rasa tidak enak di kepalanya.

"Ini apaan?" tanya Jihoon.

"Ayam, panggil yang lain gih, makan."

"Abang-abang sekalian, makanan." tidak butuh tenaga ekstra untuk membuat penghuni kosan itu keluar dari sarang mereka jika menyangkut makanan.

My Stupid Soulmate [✓] Where stories live. Discover now