[13]

4.4K 812 94
                                    

Cinta ada karena terbiasa. Dan Jihoon belum terbiasa akan keberadaan Hyunsuk, karena itu ia belum jatuh cinta pada seseorang yang akan menemani perjalanan hidupnya itu.

Sulit untuk jatuh cinta pada seseorang yang terus menjauh darinya. Seolah Jihoon mencoba menggapai apa yang tidak bisa ia capai.

"Bahagia bulu landak si Soobin, ini mah berasa gue yang berbuat salah, anjir." keluh Jihoon seraya menyedot minumannya sudah tandas itu, terdengar suara menganggu dari sedotan yang ia hisap.

"Jangan bawa-bawa anak gue, Odi lucu dan menggemaskan tidak salah!"

Junkyu mendengus jengah melihat kelakuan teman satu kelasnya, tidak ada yang normal satupun selain dirinya.

"Yaudah sih biarin aja, nanti juga kalo kangen atau ngerasa butuh sama lo, dia dateng sendiri."

"Gampang buat lo ngomong gitu karena lo gak punya soulmate."

"HEH! Lo juga punya soulmate baru dua minggu yang lalu, jangan sombong!" Junkyu menggebrak meja, tidak terima dihina seperti itu oleh si sengsara Jihoon.

"Harusnya Junkyu nggak usah marah, Jihoon juga nggak seberuntung aku yang punya soulmate kayak kakak sayang."

"Meskipun ujungnya gak enak, tapi gue setuju sama lo." Junkyu bangkit, "yuk pergi, kita tinggalin manusia sombong ini." Kemudian Junkyu beralih pada Jihoon, "lo jangan minta saran gue ataupun Sunwoo, pikirin tuh sendiri!"

"Hah~" Jihoon terlalu pusing untuk meladeni apa yang dilakukan dua temannya. Lagipula ia tidak akan meminta saran pada manusia-manusia perhitungan itu, tidak akan ada gunanya.

Lebih baik Jihoon menemui Yeonjun dan meminta pendapat darinya.

***

Kosan tidak lagi terasa sama bagi Jihoon, ada sesuatu yang kurang sejak ia dan Hyunsuk saling terikat.

Hyunsuk tidak lagi membuat keributan ataupun kekacauan yang membuat penghuni lainnya marah, ia tidak lagi membakar dapur atau meledekan televisi.

Dan Jihoon rindu itu semua.

Satu tahun lebih ia jalani dengan perasaan merepotkan yang diciptakan Hyunsuk, ia sudah akrab dengan itu.

Maka ketika apa yang menemaninya tiba-tiba menghilang, Jihoon merasa kosong. Ia ingin Hyunsuk kembali berbuat onar dan merepotkannya.

Tapi jangankan berbuat onar, Hyunsuk bernafas saja rasanya melegakan karena pria itu terus menghindari Jihoon.

Seolah Jihoon itu monster menakutkan.

Dulu, ia yang ketakutan melihat Hyunsuk, takut ikut terkena imbas kebodohan Hyunsuk. Sekarang, ia merindukan itu semua.

"Ini dia kapel baru kita, yang udah musuhan bahkan sebelum sempet cipokkan."

Bisa Jihoon lihat wajah Hyunsuk memerah, dia memukul lengan Yohan sebelum membereskan alat menggambarnya.

"Gue lanjutin di kamar aja."

Selalu seperti itu, Hyunsuk selalu menghindar ketika melihat Jihoon, jangankan bertemu sapa, saling tatap beberapa detik pun sudah tidak bisa.

"Bang Yeonjun ada, gak?"

Hyunsuk belum masuk, dan Jihoon yakin jika sang soulmate mendengar perkataannya.

My Stupid Soulmate [✓] Where stories live. Discover now