[19]

3.5K 661 24
                                    

Sunwoo merengek begitu merasakan pelepasannya yang kedua malam ini, mata bulat itu terpejam erat menikmati sisa-sisa surga yang baru saja ia capai bersama Yeonjun.

"Dek?" panggil Yeonjun begitu nafasnya kembali netral dan penisnya sudah kembali dalam keadaan lemas.

"Don't talk to me."

Yeonjun tidak bisa untuk tidak tertawa gemas mendengar penuturan seseorang yang beberapa menit lalu meneriakkan namanya begitu lantang.

Ia bangkit, menarik keluar penisnya hingga menimbulkan ringisan ngilu dari Sunwoo. Menatap iba sebelum melepaskan kondom yang membungkus kebanggaannya itu.

Mengikat benda itu sebelum melemparnya ke dalam tong sampah yang ia simpan di samping meja belajarnya.

"Nu sayang, bersihin dulu badannya."

Sunwoo tidak membuka matanya barang sedetikpun, bahkan bergumampun tidak. Seluruh tubuhnya terlalu lelah untuk merespon.

Yeonjun menggeleng maklum, selalu seperti itu. Karenanya Yeonjun memilih mengambil baju baru dan mengenakannya, hendak memasak air hangat untuk membersihkan tubuh Sunwoo.

Menyelimuti badan polos si adik kemudian berjalan meninggalkannya setelah dirasa Sunwoo sudah terlelap.

Begitu ia keluar, ia mendapati lampu dapur masih menyala dengan seseorang duduk di meja makan, membelakangi kamarnya.

"Suk?" panggilnya karena hapal postur tubuh itu di luar kepala.

"Hah?" balas Hyunsuk, sedikit heran karena Yeonjun masih terjaga pukul tiga dini hari. Yeonjun bukan seseorang yang akan terjaga malam-malam kecuali jika diharuskan.

Seperti, yah, sepertinya Hyunsuk tahu kenapa Yeonjun masih terjaga malam ini.

"Lo bau sperma!" ucapnya tidak segan begitu Yeonjun duduk di depannya setelah menyalakan kompor dan memasak air.

Yeonjun tidak peduli akan keluhan Hyunsuk, mereka sama-sama pria dewasa dan saling tahu bahwa nafsu adalah hal lumrah.

Fokusnya kini tertuju pada puntung rokok di depan Hyunsuk, sudah lebih dari empat berserakan di atas meja, itu membuat Yeonjun khawatir.

Ia langsung merebut rokok yang berada di tangan Hyunsuk dan mematikannya, pula Yeonjun mengambil batangan rokok yang masih tersisa.

"Balikin, anjing!"

"Mau ngobrol?" balas Yeonjun tak peduli akan makian Hyunsuk baru saja.

Hyunsuk mendengus menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kemudian menatap kosong.

"Jihoon nanyain gue gak ke Sunwoo?" yah, tidak ada salahnya membagi apa yang ia rasa pada Yeonjun, mungkin ia bisa menemukan jalan keluar.

"Nope. Sunwoo bilang Jihoon diem dan ngehindar dari semua orang."

Satu dengusan lagi-lagi lolos dari belahan bibir pucat milik Hyunsuk, "gue kekanakan." akunya pada Yeonjun.

"Yah, emang. Dari dulu malahan." seharusnya, seharusnya Hyunsuk tersinggung dan marah. Tapi Yeonjun benar sepenuhnya, jadi tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengedikkan bahu acuh.

"Kalian berantem?" lanjut Yeonjun, berdiri dan berkutat dengan sesuatu yang tidak ingin Hyunsuk ketahui.

"Lo kalo ngeliat Sunwoo ditempelin orang lain kesel, gak? Apalagi pas Sunwoo lebih milih orang itu daripada lo sendiri, pas Sunwoo lebih tau tentang orang itu, pas orang itu juga lebih tau tentang Sunwoo daripada diri lo sendiri."

Yeonjun menuangkan bubuk susu coklat ke dalam gelas kemudian menyeduhnya menggunakan air hangat, membawa cairan manis dalam gelas itu dan memberikannya pada Hyunsuk.

My Stupid Soulmate [✓] Where stories live. Discover now