[11]

4K 749 38
                                    

Hyunsuk membenturkan kepalanya cukup keras pada meja makan sampai Yohan yang kebetulan tengah menyantap sarapan mengernyitkan takut.

"Apaan woy?"

Tak ia jawab, karena fokusnya terbagi. Ia tengah berada di ujung dunia memikirkan soulmate bodohnya.

"Suk?" panggil Yohan sekali lagi karena Hyunsuk masih terus membentur-benturkan kepalanya pada meja.

Yohan buru-buru menyelesaikan sarapannya dan bangkit untuk memanggil sahabat sehidup-sematinya—Mark. Berniat mendiskusikan cara yang paling tepat untuk menyadarkan Hyunsuk.

Dan begitu dia kembali bersama Mark, mereka melihat Hyunsuk tengah melamun layaknya tidak ada jiwa yang mengisi raga mungil itu.

"Kan, gue bilang juga apa. Serem anjir, kaya kesurupan."

"Kayanya dia digondol setan deh..."

"Hus, jangan asal ngomong." tegur Yohan sok positif, padahal pikirannya ikut berprasangka buruk.

Maksudnya, sulit untuk tetap berpikir positif ketika melihat Hyunsuk terus-menerus mengeluh lelah padahal yang dilakukannya seminggu ini hanya berdiam diri dan berangkat ke kampus, itu tentu saja tidak akan semelelahkan itu, Hyunsuk sudah biasa.

Belum lagi nafas Hyunsuk yang kadang tercekat habis seolah dia baru saja melakukan kegiatan berat, Yohan jadi takut.

Semakin bertambah takut ketika kini ia mendapati Hyunsuk melamun seperti itu. Ugh... Bagaimana jika tempat ini mulai berhantu dan Hyunsuk adalah korban pertama.

"Ini lagu apaan, sih, monyet?! Gue nggak ngerti demi Tuhan kepala gue pusing banget dengerinnya!"

Hyunsuk berucap di tengah lamunan Yohan, membuat pria itu sedikit berjengit kaget. "Apaan? Gak ada yang muter lagu."

"Ini, ini lagu apa kaga jelas begini! Kaga ada yang nyanyi cuma ada suara musik doang jedag-jedug gue nggak paham! Mark, Yohan, tolongin gue!"

Hyunsuk hampir menangis, ia kembali membenturkan kepalanya pada meja dengan tangan mengepal dan memukul-mukul keyboard laptopnya.

Yohan dan Mark bertukar pandang aneh, tentu saja aneh. Tidak ada musik yang terdengar sedikitpun di sini.

Hanya ada suara televisi yang menayangkan iklan.

"Gosh!" seru Yeonjun keluar dari kamarnya dan menahan kepala Hyunsuk agar membenturkannya.

"Kenapa dibiarin? Geger otak nanti yang berabe semua orang."

"Jun, demi Tuhan Hyunsuk aneh banget. Kaya orang kesurupan!" adu Mark dan Yohan mengangguk setuju.

Yeonjun menghela nafas mendengarnya, ia duduk di samping Hyunsuk setelah memastikan Hyunsuk tidak membenturkan kepalanya atau memukul-mukul laptopnya lagi.

"Kenapa?" tanya Yeonjun, memaksa Hyunsuk untuk menatapnya.

"Hey, kenapa?" ulang Yeonjun karena Hyunsuk tak kunjung meresponnya. Ia menepuk pelan pipi gembul Hyunsuk.

"Lagu... Si brengsek itu dengerin lagu aneh sejak gue bangun..."

"Lagu apaan?"

"Gak tau! Aneh banget! Gue pusing mana kenceng banget lagi, STOP DENGERIN LAGU KAYAK GINI LO SOULMATE GILA!"

Yohan dan Mark mundur beberapa langkah, ketakutan melihat Hyunsuk berteriak kesetanan.

"Istighfar, w-woy..."

"Gue gak mau istighfar!" Hyunsuk mendendang kursi di sampingnya hingga bergeser cukup jauh.

Ia bangkit, mengambil kunci motornya dan berniat pergi sebelum Yeonjun menahan tangannya.

"Mau ngapain?"

"Bunuh soulmate gue!"

"Suk,"

"Let me kill that fucking soulmate!" bentaknya marah, sangat jelas bahwa ia tidak tahan dengan ini semua.

"Dan bikin lo ikutan mati juga? Lagian emangnya lo tau dia siapa?"

Hyunsuk menggeleng. Ia tidak mau mati tentu saja, ia belum sempat bertemu dengan Tom Felton dan meminta tanda tangan idolanya itu, Hyunsuk juga tidak tahu siapa soulmate-nya.

Karena itu, ia menurut pada Yeonjun untuk duduk dan mencoba tenang. Mengabaikan suara musik yang terdengar di telinganya begitu kencang dan tidak jelas.

"Tolong jagain. Kalo dia benturin kepalanya lagi, tahan. Gue mau ngelakuin sesuatu."

"Hyunsuk bukan kesurupan?"

"Bukan, Mark. Soulmate thingy. Ya? Ajak ngobrol biar gak fokus sama apapun yang dilakukin soulmate-nya, nanti gue topupin diamonds."

Yeonjun kembali masuk ke kamarnya setelah memastikan Hyunsuk akan baik-baik saja bersama Mark dan Yohan.

Ia mendial nomor Sunwoo setelah memastikan ini bukan jam pelajaran berlangsung.

"Dek, Jihoon lagi dengerin lagu?"

"Nggak tau, tapi dia pake headset terus dari pagi dan nggak mau lepasin."

"Nu mau gak bantuin kakak?"

"Apa?"

"Nu inget, 'kan kalo kak Hyunsuk berkemungkinan soulmate Jihoon?"

Terdengar gumaman pelan dari seberang telepon dibarengi dengan teriakan seseorang meminta yang lain untuk diam.

"Kak Hyunsuk ngeluh kalo soulmate-nya dengerin lagu nggak jelas. Nu mau nggak ambil headset Jihoon terus sembunyiin? Kasian kak Hyunsuk nggak fokus."

"Oh... Done, kak. Anggap aja Jihoon udah berenti dengerin lagu."

Dan itu tentu saja terjadi karena setelah sambungannya dan Yeonjun terputus, Sunwoo langsung pura-pura ingin ke toilet dan meremat kabel headset Jihoon sampai lepas dari telinga si empunya.

"Eh, maaf, Jiun. Aku nggak sengaja." ujarnya dengan tangan menarik kedua sisi kabel itu begitu kencang tanpa Jihoon sadari.

"Yeu! Gak hati-hati."

Sunwoo cengengesan sebelum berjalan menjauh seraya berdoa semoga headset Jihoon rusak.

Yah, berdasarkan pengalamannya, cara itu mungkin berhasil karena headsetnya sering kali rusak akibat tertarik.

***

Jihoon menyerah. Ia tidak lagi sanggup mendengar musik tidak jelas itu lebih dari dua hari.

Mungkin takdir tidak mengijinkannya untuk terus menyiksa soulmate-nya karena sejauh ini, selalu saja ada gangguan yang Jihoon terima ketika menjalankan niatnya.

Jadi, Jihoon menyerah. Ia sudahi pembalasan dendamnya sampai di sini. Tak akan lagi mencoba merepotkan soulmate-nya.

"Hhh, gue cuma berharap lo kurangi kecerobohan lo itu. Apalagi pas gue ulangan, gue gak mau dapet nilai pas-pasan atau lebih parah lagi remedial. Nyokap gue bisa ngamuk."

Doanya ketikan ia memutuskan untuk berhenti berbuat jahat.

"Gue bakal terima apapun yang lo lukuin, gue gak bakal bales asal jangan ngerusuh pas gue emang lagi gak bisa ngatasinnya.

Gue harap lo ngerti kalo gue masih anak sekolah, masih di bawah umur dan masih harus taat banyak peraturan.

Tolong, ya, siapapun lo. Tolong jangan mabok, jangan warnain lagi rambut lo, jangan begadang sampe lo kesiangan. Lo juga masih harus bangun pagi-pagi buta, 'kan?

Jadi, gue mohon sama lo. Cukup lakuin hal abnormal yang masih bisa gue atasin aja, ya? YA?"

Yah, Jihoon berharap semoga permohonannya sampai pada soulmate-nya.

TBC

kalo mau nanti sore aku update lagi, vomment dulu tapi soalnya aku sedang tidak percaya diri😔

My Stupid Soulmate [✓] Where stories live. Discover now