IV

199 28 1
                                    

Beberapa jam setelah keributan pagi hari, gadis itu di skorsing selama seminggu atas keributan yang dia buat dan tindakan kekerasan yang telah melukai Kenma.
Setelah kejadian tadi, banyak murid yang mulai membincangkan rumor Kenma adalah anak haram. Walaupun mereka tahu itu masih belum benar, mereka hanya mengetahui dari 1 persepsinya saja.

"Masih ada yang sakit?" Tanya Kuroo yang sedang merekatkan kasa ke dahi Kenma.
"Tidak" jawab si kucing sangat singkat. Sayangnya mata Kuroo terlalu jeli untuk melihat kebohongan temannya. Dia baringkan Kenma ke ranjang, lalu membuka seragamnya dan memperlihatkan memar biru di perut kirinya.

"Gak ada gunanya kamu berbohong padaku, Kenma. Telingamu merah saat berbohong kan?" Ucapnya membuat si kucing hanya bergeming.

"Sampai biru gini, kayaknya kamu harus olahraga ekstra biar otot tubuhmu kuat. Atau harus belajar karate juga?" Dumel Kuroo; dia daritadi banyak bicara sampai telinga Kenma gatal.

"Cerewet sekali" omel Kenma yang lelah mendengar ocehan Kuroo. "Kata terimakasih lebih baik daripada mengomeliku, Ken" protes Kuroo mengetuk kepala Kenma dengan botol alkohol.

"Lupa. Makasih, Kuroo" ucap Kenma menggosok-gosok rambut Kuroo, "ketombean ya" ejek Kenma kemudian

"Sembarangan, aku rajin keramas ya" balas Kuroo tak terima. Tapi dia senang jika Kenma mulai sedikit banyak bicara walau sekedar mengomel.

Sunyi sejenak. Mereka saling diam berpikir dalam pikiran mereka masing-masing. Mengingat kembali kejadian tadi membuat banyak pertanyaan di kepala Kuroo, ia putar ingatannya ke masa lalu dimana dia dan Kenma pertama kali bertemu.

.
.

Kuroo's POV

Dulu di usia 10 tahun, aku pindah rumah ke Nerima komplek perumahan yang jauh dari Nagoya. Ayah dan Ibuku berpisah karena masalah kesibukan masing-masing sampai mereka bertengkar. Aku ikut dengan Ayah dan kakekku, Ibuku bersama dengan Kakak ku di Nagoya.

Hari pertama aku sampai di rumah baru, Ayah mengajakku untuk berkenalan dengan tetangga seberang - tepat didepan rumahku. Plang nama rumah bermarga Kozume adalah marga terunik yang pernah aku tahu.

Dan hari itu ialah pertama kalinya aku bertemu Kenma. Wajahnya sangat tirus, rambut berantakan, dan sangat kurus. Aku kira sedang melihat mayat hidup disitu. Kondisinya benar-benar menyeramkan, tapi suaranya membuatku pangling.

Kukira suaranya agak serak-serak, tapi ternyata sangat halus dan lembut seperti gadis, sayangnya segender denganku. Tubuhnya lebih kecil dariku, kurang lebih 10 cm dari tinggi badanku.

Lalu Ayahnya, menurutku beliau orang yang ramah. Beliau memanjakanku melebihi Ayahku sendiri, beliau juga menyuruhku untuk sering-sering mengajak Kenma bermain bersama dan memberikan sebuah amanah untuk menjadi temannya.

Tentu saja aku tidak keberatan dengan itu. Aku merasa Kenma adalah anak baik cuma kurang sosialisasi saja. Aku ajak dia bermain voli denganku. Pertama kali memukul bola adalah pengalaman baru bagi Kenma. Dari situ juga, aku bisa menebak dia punya imun tubuh yang lemah. Mungkin dia jarang olahraga.

Dan benar dugaanku, ketika subuh-subuh aku pergi untuk berjoging, kamar Kenma menyala. Aku masuk kedalam rumahnya yang tidak dikunci. Agak aneh karena biasanya orang-orang walaupun bangun tidur di pagi hari, pintu mereka pasti masih dikunci. Kecuali mereka berangkat kerja lebih awal.

Disitu aku berpikir sejenak, mungkin Ayah Kenma sudah berangkat kerja lebih awal.

Ke lantai dua - kamar Kenma, aku lihat dia sedang sibuk bermain game, bukannya berolahraga. Matanya saja sangat merah dan kantung mata hitam. Sangat menyeramkan dibandingkan hantu Valak dari film Conjuring. Aku hampiri Kenma dan berbasa-basi sebentar.

KITTEN || Kuroo And Kenma Friendship [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin