X

147 25 1
                                    

Kuroo adalah teman pertama yang mau mengajakku kemanapun dia pergi. Hanya dia yang selalu membuat dunia suramku menjadi tenang dan berwarna. Sayangnya, aku tidak terlalu bisa mengekspresikan perasaan ku didepannya.

Karena sumpahku, aku menjadi takut menjalani hari-hari ku.

"Ayah, kenapa ya Kenma gak pernah tersenyum setiap main sama aku?" Tanya Kuroo pada Ayahnya saat beliau sedang minum kopi di ruang tamu.

Aku diam-diam menguping pembicaraan mereka dibalik lemari rak hiasan. Kebetulan waktu itu aku sedang menginap dirumah Kuroo,

"Apa aku ada salah?"

"Mungkin Kenma masih belum terbiasa dengan orang baru. Nanti juga dia menunjukkan ekspresinya"

Wajah Kuroo cemberut mendengar jawaban Ayahnya. Aku merasa bersalah pada Kuroo, sebab aku tahu usahanya untuk membuatku merasa senang dan tersenyum. Tapi aku tidak pernah melakukannya

Lalu, aku mencoba untuk membuat nya senang dengan cara menikmati semua ajakannya. Lagi-lagi aku harus melanggar sumpahku, aku tersenyum sedikit saat Kuroo memberikanku hadiah. Aku tidak tahu dia melihatnya atau tidak.

Dan pulangnya, aku langsung mendapat hukumannya. Yaitu, datangnya Ayahku yang tahu kalau uang sekolah aku gunakan untuk membeli makanan.

Dia marah dan memukuliku. Dia mengancam tidak akan memberiku uang lagi ataupun makanan.

"Tidak masalah, lagipula istri Ayah tidak pernah memberikanku makanan yang bergizi seperti Ibu. Dia membenciku dan Ayah tidak tahu itu."

"Harusnya kamu itu bersyukur masih bisa makan dan hidup sampai sekarang. Dasar anak tidak tahu di untung"

Tiba-tiba Ayah Kuroo datang dan memukulnya, mereka saling mengumpat satu sama lain. Sementara aku dibawa ke kamar oleh Kakek Kuroo. Beliau memberiku air dan mengompres perutku yang lebam.

Selang beberapa menit, pertengkaran Ayah dan Ayah Kuroo berakhir. Ayah pergi meninggalkan rumah ini dan berpesan pada Ayah Kuroo kalau dia tidak akan lagi datang ke rumah ini.

"Tenang, masih ada Paman, Kakek, dan Tetsurou disini. Kamu tidak sendirian. Anggap kami semua keluargamu." Kata Kakek sambil mengelus punggungku.

"Kamu tidur dirumah Paman saja ya, tidur sama Tetsurou" tawar Ayah Kuroo, tapi aku menolaknya.

Aku tidak bisa meninggalkan rumah ini karena sisa kenangan ku bersama Ibu.

"Paman, Kakek, jangan beritahu apapun pada Kuroo. Kumohon." Pintaku

Mereka mengangguk dan menyuruh untuk istirahat. Setelah mereka pergi, aku merasakan badanku sakit-sakitan di area yang dipukul Ayah. Aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, sampai besoknya aku langsung demam tinggi.

Dan Kuroo datang. Dia panik begitu menyentuh tubuhku yang panas, lalu dia pergi memanggil Ayah dan Kakeknya.

Aku dibawa ke puskesmas terdekat, kata Dokter selain kekurangan gizi dan nutrisi, aku sakit usus buntu karena terlalu banyak makan mie.
Aku harus segera melakukan operasi.

"Paman, haruskah aku dioperasi? Besok masih ada ujian dan aku tidak mau Kuroo tahu ini."

"Harus, Kenma. Kamu ingin sembuh, kan? Soal Tetsurou biar jadi urusan Paman."

Sorenya, Kuroo terlihat sedih mendengar aku sakit. Dia menyalahkan dirinya, padahal ini bukan salahnya. Aku kemudian mencari alasan agar dia tidak terlalu menyalahkan diri.

"Iya, dia sering mengajakku. Tapi ini tidak sepenuhnya salah dia. Aku sakit bukan karena salahnya, tapi karena kesalahanku sendiri yang lemah dan merepotkan kalian."

KITTEN || Kuroo And Kenma Friendship [END]On viuen les histories. Descobreix ara