XIV

146 22 1
                                    

Kenma masih termenung dengan kejadian aneh yang dia alami sekarang. Seekor kucing putih berbicara padanya, menyembuhkan lukanya, dan bercerita kalau dirinya mempunyai kemampuan mengerti bahasa hewan setelah disambar petir(?)

Kejadian disambar petir itupun Kenma hanya mengira itu kecelakaan, sebab waktu itu cuaca sedang tidak bersahabat. Siapa yang menyangka gara-gara disambar petir dia bisa memiliki kemampuan berbahasa hewan.

"Ini aneh" lirihnya,

Ran hanya tersenyum melihat Kenma kebingungan. "Senang rasanya membuat manusia ini kebingungan" batinnya mengejek Kenma.

"Tapi aku suka" kata Kenma mengubah mimik wajah Ran menjadi heran, "dengan begini aku tidak kesepian" tambahnya dengan raut sedih.

Ran jadi salah tingkah. Dia tidak tahan dengan wajah sedih itu. Dia benci wajah sedih manusia.

Kenma memeluk Ran sambil meracau, "jangan pergi ya. Temenin aku disini."

"Apaan? Kenapa dia jadi sedih? Aku salah apa? "

Sesudah Kenma memeluk Ran, dia pergi sebentar untuk menyapu. "Tidurlah di kamarku, aku mau beres-beres dulu" titah Kenma langsung di patuhi Ran.

Didalam kamar Kenma, Ran bisa merasakan aroma kesepian disana. Iseng-iseng dia jalan memutari kamar dan naik ke kasur Kenma, dia melihat bingkai foto seorang wanita cantik dan seorang anak kecil didepannya, di atas nakas.

Wanita itu memeluk anaknya yang sedang makan permen kapas. "Anak ini mirip manusia itu" ujarnya mengusap pelan fotonya.

Tiba-tiba dia kaget mendengar suara barang pecah dari lantai bawah. Rasa kagetnya membuat foto itu juga jatuh ke belakang, cukup beruntung sebab fotonya tidak pecah.

Dia segera lihat apa yang terjadi pada manusianya. "Hei, manusia!" Kejutnya melihat Kenma terbaring di samping vas yang pecah.

Selain Kenma, ada keluarga Ayahnya juga- orang ini datang setelah mendapat kabar dari Rashita kalau dia di keluarkan dari sekolah gara-gara Kenma.

Baru juga datang, orang itu langsung memukul wajah Kenma sampai menjatuhkan vas.

"Siapa para manusia itu? Kenapa manusiaku dipukul seperti itu?" Ujarnya, dia ingin membantu Kenma tapi lirikan Kenma menyuruhnya untuk diam saja.

"Jangan diam saja!" Seru si Ayah biadap bersamaan dengan seruan Ran yang sama-sama menyuruh Kenma untuk tidak diam saja.

"Wah, mama! Ada kucing lucu!" Seru Rashita menunjuk Ran.

Alarm bahaya untuk Ran, dia harus bersembunyi. Dia kembali ke kamar Kenma mencoba untuk melompat ke atas lemari.

"Hey, kucing. Sini, sini! Aku tidak akan menyakitimu" rayu Rashita

Ran mendesis marah, dia tidak akan pernah mau mempunyai manusia seperti Rashita. "Kau jahat! Kau menyakiti manusiaku!"

Rashita berdecak kesal, dia mencari-cari sesuatu untuk menggapai kucing itu. Tapi matanya malah tertuju pada foto kenangan Ibunya Kenma.

"Kenapa dia tersenyum?" Gumam Ran melihat Rashita menyeringai lalu keluar membawa foto itu. "Hey! Jangan dicuri!" Ran segera turun dari lemari - mendarat dengan empuk diatas kasur.

Dia langsung menyerang Rashita agar melepaskan foto itu.

"Mama! Tolong aku! Kucing ini menyerang ku!" Seru Rashita, kuku tajam Ran itu menggores banyak luka diwajahnya.

"Ran!" Seru Kenma- dia takut Ran akan di jatuhkan dari atas sana. Tapi tubuhnya tidak bisa bergerak untuk menolong Ran.

Luka dipunggungnya masih belum sembuh, ditambah lagi betisnya yang berdarah karena tergores kaca vas.

KITTEN || Kuroo And Kenma Friendship [END]Where stories live. Discover now