Part 100

1.7K 212 13
                                    

Holla gengs!!!
Sorry lama gak update soalnya author juga jadi admin akun fanbase artis Malaysia.
Btw artis yang author suka lagi ulang tahun hari ini, bagi wish birthday nya dong😁😁

Terima kasih 🤗

Happy reading☺️
______________________________________
Rayyan Pov

Nayya dan anak-anak sudah ku titipkan ke Bi Ina dan Bu Ira. Sebenarnya untuk Dinda dan Ninda tidak perlu dititip, mereka sudah besar dan bisa menjaga diri sendiri. Tapi Drian ini yang harus banget dijaga. Drian itu kadang-kadang bisa jahil gak ketulungan.

"Assalamualaikum Dam" Aku langsung masuk saja karena tadi Adam chat suruh langsung aja ke dalam.

"Waalaikumussalam kak" Ucap Adam.

Kemudian kami langsung menuju tempat Nanda melamun tadi.

"Jangan ditegur dulu kak, tadi Adam dengar dia ngeluh" Ucap Adam.

"Ngeluh? Ngeluh apa Dam?" Tanyaku penasaran.

"Dia tadi ada bilang kenapa Dinda, Ninda dan Drian ngomongin dia dan dia juga berpikiran dia mau dibuang" Jelas Adam padaku.

"Astaghfirullah. Kok bisa-bisanya Nanda mikir gitu. Udah bentar kak mau pujukin ajak pulang" Aku meninggalkan Adam dan menuju tempat melamun Nanda.

"Abang" Panggilku pelan.

Nanda tidak menoleh sama sekali, bahkan dia tampak sangat tenang tanpa terkejut sedikitpun dengan panggilan dariku.

"Abang. Mama sama papa nyariin abang dari tadi. Mama cemas anak gantengnya gak di rumah. Pulang yuk sama papa" Aku masih berusaha ajak dia bicara.

Nanda sama sekali tidak menoleh ataupun bergeming sedikitpun. Ku pegang tangannya dan tangannya hangat. Ku raih juga dahinya ternyata juga hangat.

"Astaghfirullah abang! Ayok sini masuk kita minum obat. Kenapa gak bilang kalau demam nak" Ucapku padanya.

Dia masih tetap diam dan tak bergeming. Dia menurut saja saat aku menggandeng tangannya masuk ke dalam.

"Dam abang pamit pulang duluan ya." ucapku ke Adam yang lagi main PS.

"Iya kak hati-hati dijalan ya bang. Salam ke Mba sama anak-anak" Ucap Adam.

Aku pulang membawa Nanda yang masih saja diam. Dia hanya menatap lurus ke depan. Tatapannya kosong sekali, aku takut dia kenapa-napa. Sebab, Nanda seperti yang kalian ketahui dia ada memiliki sebuah kelebihan.

"Abang jangan diam aja. Ini mau mampir beli jajan gak?" Tanya ku mencoba mengajaknya bicara.

Seperti biasa dia tetap diam dan tak bergeming. Nanda memang begini orangnya diam tetap akan dia kalau belum orang yang buat salah ke dia yang minta maaf. Aku juga bingung salahnya kakak-kakak dan adiknya dimana.

"Ya udah kalau gak mau jajan, papa mampir beli jajan kakak, mba sama Drian dulu aja" Candaku.

"Beliin aja kan mereka anak-anak papa mama" Dia menjawab.

"Eh kok gitu, abang juga anak papa mama lah. Kenapa bisa ngomong gitu sih bang?" Tanya ku.

Dan Nanda kembali diam tak menjawab pertanyaanku.

Rumah

"Assalamualaikum" Ucapku masuk.

Nanda sama sekali tidak mengucap salam dan langsung ke lantai atas menuju kamarnya. Nanda sedari pagi belum makan dan ini sudah mau jam makan siang.

"Mas Nanda dimana?" Tanya Nayya ketika aku baru mau ke dapur.

"Ada di kamarnya ma. Mama ngapain didapur?" Tanya ku.

Be A StepmotherWhere stories live. Discover now