Part 114

1.8K 250 17
                                    

Guys saran dong ini ceritanya mau author tamatin aja atau lanjut lagi??
______________________________________
Rayyan Pov

Jam menunjukkan pukul 3 pagi. Aku mengecek hpku, ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab dari mama, papa ataupun Rara.

Langsung ku telpon balik mama dan papa. Tapi tidak ada yang mengangkat. Ku coba untuk telpon Rara, setelah beberapa kali akhirnya diangkat.

"Assalamualaikum Ra. Kenapa mama, papa dan kamu banyak banget nelpon kakak?" Tanyaku.

"Waalaikumussalam kak, kakak ke bandara ya sekarang. Aku, mama dan papa lagi dibandara sekarang" Jawab Rara tapi nada suaranya seperti menangis.

"Lah emang Kak Rehan udah landing?" Tanyaku.

Setauku butuh waktu 12 jam dari tempat Kak Rehan menuju Indonesia. Harusnya jam 5 nanti baru landing.

"Cepetan kesini kak. Ajak Mba Nay kak. Pesawat Kak Rehan jatuh dilaut. Ini di bandara sudah ramai keluarga korban kak. Kakak sama Mba Nayya ke sini ya" Ucap Rara sambil nangis senggugukan.

Rasanya lumpuh seketika badanku mendengar kabar pesawat Kak Rehan jatuh. Jantungku berdegup cukup cepat.

"Kakak nitip anak-anak dulu sama bibi. Kamu tenangin diri kamu, tenangin mama juga. Kakak otw ke sana" Langsung ku putus sambungan telepon.

Buru-buru ku bangunkan Nayya dan menitipkan anak-anak ke bibi dan Mang Ujang.

"Jangan ngebut mas, ini masih gelap dan jalan juga sepi nanti kalap" Saran Nayya padaku.

Aku memelankan laju mobilku. Aku berkendara seperti biasanya tidak terlalu ngebut dan tidak terlalu pelan. Betul kata Nayya, kalau misalkan kami celaka akan menambah musibah.

Kurang lebih 20 menitan kami baru sampai di bandara, karena memang jarak bandara ke rumahku cukup jauh. Di bandara ramai petugas kepolisian dan keluarga korban yang datang.

Aku mencari keberadaan mama, papa dan Rara. Aku dan Nayya masuk ke dalam untuk memastikan.

"Itu Rara mas" Tunjuk Nayya.

Rara sedang menangis bersama mama, sedangkan papa menenangkan keduanya.

"Assalamualaikum ma, pa" Ucap kami.

Mama langsung memeluk Nayya dan menangis dipelukan Nayya. Rara juga langsung memelukku.

"Kak Rehan kak. Huhuhu" Tangis Rara .

"Ra, udah sabar dek. Kita tunggu kabar dari pihak bandara. Mama juga tenang dulu, kalau mama gini gimana kita mau mendoakan keselamatan Kak Rehan" Ucapku.

Mama dan Rara masih saja menangis. Nayya terus mengusap punggung mama dan berusaha menenangkan.

Papa terduduk dikursi yang tadi diduduki mama. Papa terdiam sambil menunduk. Aku tahu pasti papa sangat sedih, hanya saja papa menahan itu karena kalau papa sedih juga siapa yang menguatkan mama dan Rara.

Sekitar satu jam kami menunggu di bandara, masih saja belum ada kabar dari pihak maskapai. Aku, Nayya, papa, mama dan Rara terus berdzikir untuk keselamatan Kak Rehan dan semua penumpang pesawat.

Nayya Pov

Begitu sedihnya pagi ini. Aku mendapat kabar kalau kakak ipar ku kecelakaan pesawat.

Disinilah aku sekarang, berada di bandara ditengah-tengah para keluarga yang cemas menanti kabar saudara mereka.

"Ma, pa, mas, Ra. Kita sholat subuh dulu yuk udah masuk subuh. Kita doakan dalam sholat nanti untuk keselamatan Mas Rayyan" Ajakku ke Mas Rayyan, mama, papa dan Rara.

Be A StepmotherWhere stories live. Discover now