Part 13

229 16 2
                                    

"Bang ayo cepetan" Kata Clarissa ketika melihat Divo masih saja di dalam kamarnya

"Iya" Kata Divo dan turun dari kamarnya.

"Kamu gak sarapan dulu vo? " Kata mamanya Divo

"Gak ma, Divo gak laper" Kata Divo dan langsung pamit untuk pergi ke sekolah.

"Bang ingat ya sama janji lo" Kata Clarissa sebelum menaiki motornya Divo.

"Hmm" Kata Divo

***
  Sesampainya di sekolah Divo langsung menuju ke parkiran buat markirin motornya, ketika Divo mau menuju kelasnya gak sengaja dia berpapasan dengan caca.

"Pagi vo" Kata caca sambil tersenyum.

Bukannya membalas senyumnya caca, Divo malah berlalu begitu saja.

"Dia kenapa? Apa karena gue ngungkapin perasaan gue semalem" Kata caca dalam hatinya.

***
  Sudah 2 minggu berlalu semenjak caca mengungkapkan perasaan nya, dan semenjak itu pula hubungan caca dan Divo merenggang tanpa caca mengetahui apa penyebabnya.

    Bahkan semenjak 2minggu ini caca sering kali melihat Divo bersama Bella adik kelasnya.

Seperti saat ini misalnya, caca melihat Divo berjalan bersama Bella ke kantor guru, bahkan mereka juga terlihat bahagia.

"Apa Divo benci ya sama gue? " Kata caca

"Atau Divo udah jadian sama dia, makanya dia jaga jarak sama gue" Kata caca

"Gue gak bisa diam gini, gue harus cari tau" Kata caca dan membuka HPnya

"Hallo" Kata caca

"... "

"Bisa gak kita ketemu di taman belakang sekolah, ada yang mau kakak tanya" Kata caca

"... "

"Ok kak tunggu" Kata caca llu mematikan telfonnya.

***
"Hai kak, tumben ngajak ketemu ada apa kak? " Kata Naura(anaknya sahabat bundanya caca)

"Gini kakak mau minta tolong sama kamu, kmu kan sahabatan sama Clarissa anak baru itu" Kata caca

"Iya kak, mau minta tolong apa? " Kata Naura

"Kakak mau kamu tanya sama dia, kenapa kalo setiap di ketemu kakak dia selalu terlihat marah dan jijik sama kakak, dan kenapa tiba-tiba Divo jauhin kakak" Kata caca

"Kenapa tanya ke Clarissa kak alasan bang Divo jauhin kakak" Kata Naura bingung.

"Kan Clarissa sepupunya Divo, pasti dia tau alesan Divo jauhin kakak" Kata caca

"Kakak minta tolong ya sama kamu, kmu mau kan? " Kata caca

"Iya kak, nanti aku bantu" Kata Naura

"Maksih Naura" Kata caca

"Iya kak, Sama-sama" Kata Naura.

***

"Duhh mana nih angkot, lama bener" Kata caca

"Mana panas lagi" Kata caca.

  Saat ini caca lagi duduk di halte sambil nunggu angkot datang, tapi ketika caca gak sengaja melihat ke Seberang, caca melihat Divo dengan Bella makan bakso bersama.

Deg

"Kenapa harus gini, sakit banget rasanya liat dia bareng orang lain" Kata caca sambil memukul dadanya yang terasa nyeri.

"Mending gue pergi aja dari sini, dari pada gue liat orang mesra-mesraan dan malah bikin gue sakit hati" Kata caca dan berlalu dari halte dengan  jalan kaki, dia gak tau harus kemana, dia hanya mengikuti langkah kakinya.

"Kenapa? Kenapa gue gak pernah di izinkan buat bahagia? Di keluarga gue hancur sekarang masalah perasaan pintu gue hancur, apa gue gak pantas buat bahagia? " Kata caca dan tanpa bisa di tahan  air mata membasahi pipinya.

***
"Maaf" Kata Divo ketika melihat caca pergi dari halte

  Sebenarnya Divo melihat caca di seberang, tapi dia berpura-pura seolah-olah gak melihat caca, dia gak mau melihat caca bersedih seperti itu, hatinya sakit ketika melihat caca seperti itu, tapi dia juga gak tu harus melakukan apa

"Kak, kakak kenapa? Kata Bella ketika melihat Divo melamun

" Ah gak, gue gak papa"kata Divo dan di bales anggukan sama Bella

"Lo udah selesai makannya, kalo udah mending kita balik sekarang karena gue ada urusan" kata Divo

"Udah kok kak, ayo kita balik" Kata Bella dan mengenggam tangan Divo, tapi sebelum tangannya di pegang Divo lebih dulu melepaskannya.

"Gak usah pegang-pengan gue gak suka" Kata Divo dingin.

"Maaf kak, soalnya aku kebiasaan kalo jalan sama abang pasti gandengan" Kata Bella dan di balas anggukan sama Divo.

***

  Sekarang hujan turun sangat deras dan diiringi suara petir dimana-mana, seakan langit tau apa yang di rasakan caca saat ini, sakit dan ingin menangis sekencang-kencangnya itu yang caca rasakan saat ini.

   Di bawah guyuran hujan caca menangis sekeras-kerasnya untuk melepaskan sesak di dadanya.

"Hiks hiks, kenapa harus hiks gini" Kata caca sesegukan karena menangis.

"Bahkan hiks gue berharap kalo hiks Divo bisa menjadi penyelamat gue hiks di saat gue terpuruk hiks dan akan selalu membela hiks gue di saat orang tua gue menuduh gue, dan hiks akan menjadi pengobat saat orang tua gue hiks nyakitin gue, tapi apa? Hiks dia malah menjadi salah satu luka di hati gue" Kata caca

   Di sepanjang perjalanan caca selalu saja menangis, bahkan dia tidak menghiraukan keadaannya saat ini yang sangat menyedihkan, mata bengkak karena menangis, baju basah karena air hujan, wajahnya terlihat sangat kacau.

   Karena terlalu kacau bahkan caca tidak melihat Jalanan yang dia lalui,
tanpa caca sadari di depannya melaju mobil yang sangat kencang.

    BRAK

Tanpa bisa di hindari terjadilah kecelakaan yang gak pernah di harapkan, di bawah guyuran hujan aspal yang semula di basahi oleh air hujan sekarang malah di penuhi dengan cairan kental yang berwarna merah.

Cinta Ataukah Janji (END)Where stories live. Discover now