Bab 18 Lepaskan aku!

1.7K 87 7
                                    

CINTA KEDUA

-
-
-

Sebelumnya aku cuma mau kasih tau ya ke reader yang sebelumnya sudah pernah baca cerita ini sampai Tamat gimana terus kok tiba-tiba bersambung dan berubah alur. Yup! Aku merombaknya dari awal hingga akhir. Aku ngerasa cerita di awal itu kurang greget dan banyak sekali typo. Tapi mudah²an setelah dirombak, justru membuat kalian makin greget lagi ya. Hehe

Okedeh, met baca lagi deh. Semoga bab ini bisa bikin kalian ikut kesel ya. See u 🥰

-
-
[]

Sejak kepergian Adil dari rumah ibunya Meira.  malam harinya, setelah makan malam, Meira, ibu serta adiknya duduk bertiga di ruang tengah. Sudah sangat lama mereka tidak berkumpul bersama seperti itu. Bicara dari hati ke hati. Sedangkan Keira asyik bermain dengan Lego dan puzzle yang sebelumnya dibelikan oleh adiknya Meira.

Duduk bertiga dengan mata memandang Keira yang menjadi pusat perhatian, akhirnya Meira memutuskan untuk memecahkan kecanggungan mereka. Karena Meira tahu, inilah waktu yang tepat untuk jujur dengan perasaannya sendiri dan juga ibunya. Meira tidak ingin ibunya jatuh sakit, hanya karena memikirkan kegilaannya.

"Aku sayang sama Adil," ucap Meira santai sembari menyusun Lego.

Ibunya Meira dan adiknya menoleh sekilas. Namun, tidak berkata apapun.

"Dia editor ku. Masih bujangan. Aku dan dia sudah dua bulan ini bersama tanpa mas Arik tahu." Susunan Lego Meira runtuh ketika menyebut nama suaminya.

"Kamu sudah gila?" Sahut Ibu.

Meira tersenyum tipis, " Mungkin! Sejak aku tahu perselingkuhan Mas Arik, aku sudah tidak baik-baik saja, Bu. Baik fisik dan mentalku. Setiap hari aku harus melawan rasa sakit dan trauma ku sendirian. Berusaha untuk tetap menjalani hariku dengan waras. Terutama setiap aku melayani suamiku di ranjang, aku harus pura-pura merasa puas padahal aku merasa jijik. Aku selalu minta Mas Arik untuk mematikan lampunya setiap kali berbuat. Supaya apa? Supaya aku nggak melihat wajahnya, Bu. Karena ketika aku melihat wajahnya, aku ingat semua pengkhianatan yang sudah dilakukannya."

"Tapi kan Arik sudah mengakuinya, sudah berubah, Meira," ucap Ibu.

Meira menarik napas panjang dan melepaskan lagi satu persatu Lego yang sebelumnya sudah bersatu. "Seandainya,Bu. Waktu itu aku tidak melihat langsung video mesum mas Arik dan wanita itu. Mungkin aku masih bisa legowo. Karena aku hanya tahu Mas Arik berkhianat. Masih bisa memungkiri. Hanya saja, video dan foto-foto itu jelas aku lihat. Bagaimana mereka mendesah, saling beradu lidah dan kata-kata mesra. Mereka tidur telanjang sampai pagi, setiap waktu mereka melakukannya berulang. Aku memang selama ini di rumah aja, tapi aku kan nggak gaptek. Itu yang menjadi trauma yang berat sekali untukku."

"Terus sekarang kamu begini, ya apa bedanya sama suamimu. Waktu itu kamu bilang mau mempertahankan. Kok sekarang malah kamu yang edan. Nggak kasian sama Keira? Otak kalian itu dimana?"

"Aku juga nggak tau, Bu. Aku tahu ini salah. Aku juga kasian lihat Keira. Tapi, aku bahagia kalau sama Mas Adil. Perasaanku ke Mas Arik sudah berbeda," ucap Meira dengan lesu. "Aku sakit, lelah, masalah dengan mas Arik tidak ada habisnya. Dari perselingkuhan, lantas sekarang hutang. Capek banget, Bu. Setiap hari kepikiran hutang. Hutang yang aku nggak tahu uangnya untuk apa. Nggak pernah merasakan uangnya juga, tapi malah nikmatin getahnya. Capek banget." Suara Meira mulai terdengar bergetar.

Cinta Kedua ( Tamat ) Where stories live. Discover now