Bab 26 Pertemuan Tak Terduga

1.1K 102 5
                                    

CINTA KEDUA
-
-
-
*Cuma mau bilang, terimakasih untuk kalian yang sudah mampir membaca Cinta Kedua. Cerita ini tuh tercipta karena author pengen ngerasain selingkuh 🤭 tapi karena takut dosa, jadi selingkuh di naskah aja ya. Hehe

Maaf kalau cerita ini rada aneh atau berantakan. Karena aku masih banyak belajar untuk menjadi penulis yang baik. Sekali lagi terimakasih dan happy reading 💚

[]

"Puas?" Sarkas Adil kepada Alesa.

Terdengar hembusan napas panjang dari wanita yang berprofesi sebagai perawat itu. "Puas? Apanya yang puas, Dil? Itu hanya pelukan. Ayolah, Dil. Kita bisa kembali seperti dulu. Aku tidak peduli dengan warisan ayahmu. Aku masih menyayangi mu."

"Cukup Alesa. Aku tahu apa motivasi kamu mendekati aku. Kamu terlalu berekspektasi tinggi kepada ayahku. Kamu kecewakan?  Ayahku sudah tahu niatmu sejak awal. Sebelum meninggal, ayahku membuat rekaman suara. Aku dan pengacara ayahku sudah mendengar semuanya. Jadi, bersyukur lah kamu masih mendapatkan rumah." Adil benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan kehadiran Alesa dalam hidupnya. Memandang pun saja rasanya sudah tak ingin.

Alesa berlari memeluk Adil, namun Adil kembali mendorongnya.

"Dil, aku tidak ingin rumah itu. Aku hanya ingin kamu kembali. Ayo kita kembali seperti dulu. Aku tidak bisa hidup tanpamu, Dil," Rajuk Alesa dengan wajah memelas.

"Aku atau hartaku? Cukup Alesa. Aku mohon jangan temui aku lagi. Semua yang kamu inginkan sudah kamu dapatkan. Jadi, jangan ganggu aku lagi." Adil meninggalkan Alesa yang masih merajuk, namun Adil tidak peduli.

Meira yang sedang bicara dengan Eli dan Sandra, melihat Adil datang dengan wajah yang frustasi membuat Meira tidak tega jika harus ikut marah. Tidak ingin memperkeruh keadaan, karena sejak tadi sudah banyak yang tanya kemana Adil pergi, Meira pun menyambut Adil dengan hangat. Seperti tidak terjadi apa-apa.

Tidak bisa dibohongi kalau jantung Meira berdenyut hebat karena harus berpura-pura baik-baik saja.

"Ra," lirih Adil.

Meira melirik ke teman yang lain, mereka sedang memperhatikan. "Iya, Mas. Nanti saja bicaranya. Ini minum dulu," ucap Meira sembari memberikan segelas jus mangga yang sebelumnya Meira pesan. Meira menenangkan Adil dengan cara menggenggam tangan Adil dengan erat.

Kali ini Meira ingin percaya pada Adil. Kali ini Meira tidak ingin termakan cemburu begitu saja. Kali ini, Meira ingin menjadi sandaran untuk Adil. Kali ini Meira percaya, Adil berbeda dengan Arik.

Sepanjang menghabiskan waktu bersama rekan-rekan, Meira dan Adil berhasil baik-baik saja. Sampai lah mereka akhirnya berpamitan. Dan tentu saja Meira dibantu Adil mengambil barang-barangnya sebelum akhirnya pindah hotel.

"Mas, jaga temanku ya. Awas lho macem-macem," ancam Sandra pada Adil meskipun hanya bercanda.

Adil mengangguk. "Tenang saja, aku akan jaga Meira lebih dari hidupku sendiri."

Sandra hanya tertawa saja, dia tidak sanggup berhadapan dengan orang yang sedang bucin.

Sepanjang perjalanan menuju ke hotel, Meira lebih banyak diam. Sibuk dengan pikirannya sendiri.

Cinta Kedua ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang