Bab 27 Akhir cerita Meira dan Arik

2K 112 1
                                    

CINTA KEDUA

-
-
-

[]

Pertemuan yang sama sekali tidak pernah Meira duga, membuat segalanya agak rumit. Jelas ibu Meira tidak ingin ikut campur lagi dalam urusannya. Keira pun selalu mempertanyakan siapa Adil sejak kepulangannya malam itu. Sedangkan Arik? Dia langsung pamit pulang.

Seminggu sudah sejak kejadian malam itu. Kepergian Adil pun dipercepat, karena sesuatu yang penting terjadi di Singapura. Hubungan Meira dan Adil menggantung.

Meira tidak menjawab ya atau tidak ketika Adil melamarnya malam itu. Sedangkan ibunya Meira pun hanya menyerahkan semuanya kepada Meira yang menjalankan.

Sejujurnya, Meira ingin sekali hidup bersama Adil. Namun, di sisi lain dia tidak yakin akan dirinya sendiri yang masih menyimpan trauma besar terhadap perselingkuhan. Ya meskipun dia sendiri pun terlibat hal bodoh itu.

Dan juga terlalu terburu-buru untuk Meira yang belum ada setahun menyandang status jandanya. Adil masih terlalu misterius untuk seorang Meira.

Mas Arik : pulang kerja nanti makan bakso yu. Aku yang traktir, berdua saja. Keira sama ibu nanti dibawakan saja.

Meira yang sedang kerja, membaca pesan dari mantan suaminya itu merasa curiga ada sesuatu. Pasalnya sejak malam itu Arik sama sekali tidak ada menghubunginya. Dan kini secara tiba-tiba ngajak makan bakso.

Dengan cepat Meira membalas pesan itu dan mengiyakan ajakan Arik untuk makan bakso. Sudah lama juga Meira tidak makan bakso. Kebetulan kepalanya lagi agak pusing, membayangkan makan bakso dengan sambal pedas sepertinya menggugah selera.

Seperti biasa, ketika sore menjelang pulang kerja. Meira bisa melihat Arik sudah sampai di pelataran ruko tempatnya bekerja. Segera Meira selesaikan laporan keuangan dan pamit pulang.

"Nggak nunggu lama kan?" Tanya Meira basa basi.

Arik terkekeh padahal dirinya yakin, Meira melihat saat dia sampai tadi. "Basa basinya basi," ucap Arik bercanda.

Meira memajukan bibirnya dan memukul punggung Arik gemas. "Resek amat sih. Mau makan bakso dimana?"

"Tempat langganan dulu. Udah lama kan nggak makan disana."

Meira mengangguk setuju. Ya, mereka punya tempat langganan penjual bakso. Di daerah jakarta timur. Agak kepinggir dari rumah Meira yang letaknya di selatan.

Jalanan kota saat itu lumayan ramai dan padat karena dibarengi orang-orang yang akan kembali pulang setelah seharian bekerja. Meira duduk biasa saja, namun Arik sengaja membuat rem mendadak supaya Meira mau memeluknya.

"Mas, kamu ini apaan sih, ngagetin tau nggak," kesal Meira yang memukuli pundak Arik.

"Maaf tadi mobil depan ngerem sembarangan aja," ucap Arik penuh penyesalan. "Makanya pegangan dan peluk dong."

"Mau mu." Meira tidak memeluk Arik melainkan hanya memegang jaket Arik saja.

Arik tertawa geli melihat tingkah meira. Sesampainya mereka di tukang bakso langganan, mereka memesan bakso kesukaan mereka. Arik sebenarnya ingin sekali bicara, tapi karena lagi makan, dia takut kalau akan menggangu acara makan mereka. Hingga akhirnya mereka benar-benar selesai.

Cinta Kedua ( Tamat ) Where stories live. Discover now