11 || Wedding

1.3K 116 259
                                    

🎶Di sepertiga malam — Rey mbayang🎶

-Happy reading📖-

•Karna bahagia saya selalu tentang kamu•

Hitungan hari demi hari sudah terlewati. Hari dimana kedua belah pihak rencanakan kini telah tiba.

Di sebuah masjid besar, telah diadakan sebuah acara pernikahan. Konsep kali ini benar-benar tampak cantik. Dekor yang lebih berdominasi warna putih gold karna itu pilihan Zara.

Zara tengah terduduk di kursi. Dirinya menatap pantulan dirinya pada kaca di hadapannya. Zara sedaritadi hanya diam, membiarkan sang perias merias wajahnya. Entahlah, Zara tiba-tiba saja gugup bukan main.

"Ma syaa Allah, cantiknya mempelai wanita ini," puji sang perias kala sudah selesai merias wajah Zara.

Zara tersenyum kearah perias tersebut, "Bisa aja mbak."

"Pasti mempelai prianya beruntung banget dapet gadis kayak kamu. Cantik."

Zara lagi-lagi tersenyum, "Gausah berlebihan mbak, saya gak sesempurna itu."

Mbak perias itu tak lagi menjawab, dirinya sibuk membereskan barangnya ke dalam sebuah tas rias.

Tak lama, pintu terbuka, terlihat Farah dan Riska yang tengah berjalan ke arah Zara. Farah tampak diam menatap Zara, anak gadisnya benar-benar tampak cantik hari ini.

Zara berdiri kala kedua wanita paruh baya itu mendekat. Bulir bening dari mata indah Farah jatuh, bersamaan dengan senyuman hangatnya.

Farah dan Zara saling tatap, tak bicara namun seolah mata keduanya mengartikan banyak hal.

Tanpa berkata lagi, Farah langsung mendekap Zara. Pun dengan Zara yang langsung membalas pelukan tersebut.

"Maafin Zara kalau selama ini belum bisa jadi yang terbaik buat mamah," ucapnya lirih, bersamaan dengan air mata yang sudah tak bisa dibendungnya lagi.

"Kamu udah cukup buat mamah sayang, lebih dari cukup."

"Zara slalu ngerasa bersalah setiap hari. Zara masih suka ngebentak mamah, masih suka ngomel gak jelas sama mamah. Zara minta maaf, mah, Zara benar-benar minta maaf."

Farah membelai lembut hijab putih itu, "Mamah udah maafin itu semua sayang. Sekarang Zara jangan ngerasa bersalah lagi ya?" ucap Farah melepas pelukan tersebut lalu menangkup kedua pipi anak gadisnya itu.

Zara tersenyum seraya mengangguk. Lalu kembali memeluk Farah.

Selama ini Zara terlalu gengsi untuk mengatakan bahwa Zara sangat menyayangi sang Ibu. Bahkan baru berucap sepatah dua patah saja Zara sudah tak sanggup dan memilih untuk mengakhiri.

Ternyata benar, mengungkapkan segala rasa ke orangtua lebih berat dibandingkan ke lawan jenis.

Zara beralih menatap Riska yang tengah menatapnya pula. Pandangan wanita itu menatapnya dengan kagum.

"Tante, kalau nanti Zara kurang baik sebagai menantu, Zara minta maaf ya? Tapi Zara akan berusaha agar bisa menjadi menantu yang terbaik, pun menjadi pendamping Aidan yang terbaik," ucap Zara.

ZARA AIDAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang