22 || Cemburu

1K 80 8
                                    

🎶Biar mantan tau - 3 composers🎶

-Happy reading✨-

•Karna bahagia saya selalu tentang kamu•

"Kalau gitu Zara pulang dulu ya, Mah," ucap Zara bersalaman dengan Farah lalu mendekap tubuh wanita itu dengan erat, "Mamah hati-hati di rumah. Kalau ada gerak-gerik yang mencurigakan, Mamah langsung telfon Zara atau gak telfon Papah," lanjut gadis itu yang diangguki Farah.

"Kamu juga hati-hati. Urus Aidan yang bener, jangan kamu anggurin. Dia suami kamu walau gimanapun juga."

"Iyaa, Zara masih inget kali. Zara juga masih tau kewajiban."

"Baguslah."

"Aidan pamit dulu Mah," ucap Aidan yang ikut bersalaman dengan Farah.

"Hati-hati ya Dan. Kalau Zara macem-macem kabarin Mamah aja, biar Mamah sikat nih anak," ucap Farah menoleh ke Zara, namun Zara hanya acuh.

"Yaudah, Assalamualaikum," ucap Zara dan Aidan berbarengan.

"Waalaikumsalam."

Zara dan Aidan lantas keluar dari rumah besar bergaya Mediterania itu. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Setelah seharian mengajak si kembar main, tubuh Zara benar-benar terasa pegal. Belum lagi saat keduanya ribut, membuat Zara terus saja kewalahan, untung saja ada Aidan yang membantunya mengurus kembar.

Zara dan Aidan sudah berada di dalam mobil. Zara menguap lalu meregangkan tangan, membuat Aidan terus memperhatikan Zara.

"Kamu capek?"

"Hmm."

"Nanti di rumah saya pijitin mau?"

"Emangnya lo gak capek? Lo juga tadi kan jagain si kembar."

"Engga, kamu tenang aja."

Zara menoleh ke samping-ke arah Aidan, lalu tersenyum, "Boleh deh. Badan gue remuk semua nih gegara dijadiin kuda-kudaan sama Rio. Mana tuh bocah badannya udah berat."

"Tapi ada syaratnya."

Ucapan itu sontak membuat Zara menoleh kembali ke Aidan, kedua mata Zara memicing, merasa ada hal aneh.

"Syarat?" ulang Zara membuat Aidan mengangguk, "Apa?"

"Cium saya," Zara sontak melotot mendengar itu. Jangankan cium, peluk Aidan saja Zara tak berani.

"Ih! Enggak-enggak!! Mending gausah deh!" balas Zara mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

"Gantian dong, jangan saya terus yang cium kamu."

"Lah, sapa juga yang nyuruh nyium? Lo sendiri kok yang main nyosor!"

"Jadi kamu gak kamu?"

"Enggak!"

"Apa saya laporin Mamah kamu aja ya, kalau kita ini pisah ranjang. Bakal semarah apa ya Mamah kamu?" pandangan Aidan menatap depan. Mobil Aidan belum keluar dari halaman rumah Farah, masih terdiam di tempat.

Zara sontak menoleh, "Jangan main aduan dong!"

"Ya makanya cium saya. Sekali aja," pinta Aidan tersenyum memohon.

"Enggak! Sekali enggak ya enggak!"

"Oh yaudah, bakalan ak-"

Cup

Aidan terpaku di tempat. Zara benar-benar mengecupnya di bagian pipi kiri Aidan, membuat tubuhnya seolah tersengat listrik.

"U-udah! Jangan ngadu ke Mamah!" ucap Zara gugup. Tolong ini mah Zara malu bukan main!!!

ZARA AIDAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang