17 || Insiden

1.1K 87 3
                                    

🎶Teman Bahagia - Jaz🎶

-Happy Reading📖-

•Karna bahagia saya selalu tentang kamu•

Aidan dan Zara kini tengah berada di dapur. Sehabis sholat shubuh, Zara niatnya ingin membuatkan sarapan untuk dirinya dan juga Aidan. Dan Aidan yang tiba-tiba ikut-ikutan untuk membantu membuat Zara membolehkannya. Itung-itung mempercepat pekerjaan.

"Sudah jadi!!" seru Zara mengangkat mangkok berisi capcay yang sudah dibuat keduanya.

Zara mencium aroma capcay tersebut, lalu tersenyum, "Coba deh cium aromanya, enak banget kayaknya," suruh Zara kepada Aidan yang berada di hadapannya.

Aidan ikut mencium aroma capcay tersebut, "Iya, nikmat, semoga rasanya juga."

"Iya, semoga," ucap Zara lalu berjalan menuju meja makan dan menaruh mangkuk berisi capcay itu, "Lo duduk aja Dan, biar gue siapin nasi dulu," lanjut Zara membuat Aidan pun duduk di kursi meja makan.

Selesai, Zara pun ikut duduk di hadapan Aidan. Gadis itu menyendokan capcay serta nasi ke atas piring Aidan, "Cukup?" tanya Zara membuat Aidan mengangguk.

Keduanya mengangkat tangan lalu berdoa sebelum memulai makan. Zara dan Aidan berbarengan memasukan capcay tersebut ke dalam mulut. Zara melebarkan matanya kala sudah mencicipi capcay tersebut, "Enak bangett parah!!" seru gadis itu lalu kembali memasukan makanan kedalam mulutnya.

"Pelan-pelan Zara, nanti terse-"

"Uhuk uhuk!"

Aidan lantas dengan cepat menuangkan air putih ke gelas dan memberikannya kepada Zara, "Sudah saya bilang pelan-pelan, gak perlu buru-buru," peringat Aidan menatap Zara dengan lekat.

Zara meneguk habis air putih pada gelas tersebut, "Abisan ya Dan! Ini tuh capcay terenak yang pernah gue makan tau gak!" seru gadis itu, "Ternyata, lo jago masak juga ya," lanjut Zara tersenyum menatap Aidan.

"Karna kamu juga."

"Tapi kan yang kasi bumbu itu lo, gue cuma numis doang! Dan ternyata seenak ini!" ucap Zara masih terus memandang Aidan, "Gue kasih bintang lima ini mah!"

Aidan ikut tersenyum, "Makan yang banyak. Makan enak akan membuat mood kamu baik."

"Hehe, kok tau?"

"Semua orang juga seperti itu Zara. Makan enak pasti akan membuat perasaan mereka bahagia."

"Iya sih," balas Zara menganggukan kepalanya, "Lo juga makan yang banyak, biar nanti waktu ngajar di pondok gak lemes."

"Iyaa."

Oh ya, apa aku sudah menjelaskan bahwa Aidan ini seorang guru yang mengajarkan di salah salah satu pondok pesantren?

Jadi Aidan itu mengajar di salah satu pondok pesantren di kota Jakarta, dan Aidan juga merupakan ustadz yang mengabdi di sana.

Udah ganteng, ustadz, pengertian, KURANG APALAGI COBA AIDAN?!

Paket komplit!

Keduanya lantas kembali melanjutkan acara sarapan sederhana itu. Sesekali Aidan memandang Zara yang tengah lahap makan. Melihat Zara makan saja membuat Aidan jatuh cinta, apakah ada sebuah magnet dari Zara sampai membuat Aidan terus saja merasa jatuh cinta berulang kali dengan Zara?

Lagipula Zara ini memang gadis yang pantas untuk di cinta. Alasan apa untuk tidak mencintainya?

Gadis yang notabennya istrinya itu sangat cantik, bahkan beribu-ribu cantik dibandingkan wanita diluaran sana. Zara selalu bisa membuat dirinya menarik dengan cara hanya Zara lah yang bisa. Dan satu yang terpenting, segala hal yang Zara lakukan itu tulus dari hatinya, tak dibuat-buat, dan tidak berlebihan.

ZARA AIDAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang