44 || Graduation day

776 37 1
                                    

🎶Janji hati — Ifan Seventeen🎶

—Happy reading 📖—

—Karna bahagia saya selalu tentang kamu—

*Semoga kalian gak bosen sama cerita aku ya, hehe

•••

Bulan demi bulan sudah berhasil Zara lewati. Walau dengan banyak air mata yang keluar dalam setiap kali Zara mengingat Aidan, kini semuanya jauh lebih baik.

Hari ini hari kelulusan Zara. Gadis itu tampak manis sekali dengan make up tipis pada wajahnya.

Happy graduation friends!!!” Adel berseru dan langsung saling memeluk sampai membuat lingkaran.

“Gak nyangka ya, udah lulus aja kita. Padahal baru kemarin jadi anak MOS.” Keyla terkekeh. Kenangannya di SMA begitu membekas. Kenangan masa remaja yang mungkin tak akan pernah dirinya lupakan.

“Dan pada akhirnya, kita memang akan meninggalkan sekolah ini kan?” Tanya Echa membuat semuanya mengangguk.

“Pokoknya, kalau udah pada lulus jangan sombong. Kita harus tetap bersama-sama. Selamanya.” Tekad Adel dan langsung berpelukan lagi.

“Gue benar-benar seneng banget bisa kenal sama kalian. Bisa berteman baik saka kalian. Kalian memang sahabat yang paling the best.” Ucap Sarah dengan sebuah senyuman tulus.

“Kita juga seneng kok bisa berteman baik sama lo, Sar.” Balas Keyla.

“Cie, yang jadi bintang pelajar diem-diem aja!” Cibir Adel kepada Zara yang sedaritadi hanya diam saja.

Ya, Zara memanglah siswa berprestasi tingkat pertama di SMA Widyatama. Bisa dikatakan, bintang pelajarnya SMA Widyatama pada angkatan tahun ini.

Namun, bukannya senang atau gimana, gadis itu hanya menampilkan wajah datarnya saja. Sebenarnya memang sejak kehilangan Aidan, Zara menjadi sosok yang jauh berbeda. Seperti ada dua kepribadian yang Zara tonjolkan saat ini.

Sudah lenyap-lah sosok Zara yang bawel. Sosok Zara yang tegas. Dan sosok Zara yang ceria.

Kini, semuanya tergantikan dengan sosok Zara dengan wajah datar dan jarang tersenyum.

“Selamat Ibu bintang pelajar.” Keyla ikut meledek—berusaha untuk mengembalikan senyuman Zara seperti dulu.

“Traktir lah bu! Masa bintang pelajar kagak mau traktir apa-apa!” Sindir Adel lalu gadis itu saling pandang satu sama lain dengan Keyla.

“Yoai! Traktir lah! Seenggaknya sushi lah!”

“Iya, nanti gue traktir.” Jawaban Zara sontak saja membuat suara riuh dari keempat gadis itu.

“Kalau lo ngerasa kesepian, inget kita selalu ada buat lo. Selalu berusaha untuk menjadi penyemangat lo. So, kalau ada masalah jangan sok jadi manusia hebat. Karna hakikatnya manusia itu makhluk sosial yang masih membutuhkan bantuan orang lain.” Ucap Echa seraya merangkul Zara dari samping.

Zara memegang tangan Echa. Lalu tak lama senyum itu terbit dengan manis. “Bukannya apa, tapi, terkadang masalah itu lebih enak untuk dihadapi seorang diri. Gak semua orang tau dan ngerti kita selain diri kita sendiri. Jadi, bukannya gak mau bicara sama kalian. Tapi terkadang lebih nyaman nyelesein sendiri ketimbang bicara sama orang lain.”

“Tapi seenggaknya jangan jadi pemurung gini dong! Mana Zara yang dulu? Yang bawel, receh, berisik. Kita kan juga kangen.” Adel mencebikan bibirnya cembetut.

ZARA AIDAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang