Dua Puluh Tujuh

13.6K 4.2K 487
                                    

Ketika 26

Demi menyenangkan hati Dimas, Magnolia sengaja meminta cuti pada hari ulang tahunnya. Dia merasa tidak perlu bekerja setengah hari. Toh, mal saja buka pukul sepuluh dan pelanggan yang datang belum langsung membeli kopi. Bisa-bisa setengah hari yang dimaksud baru bakal selesai saat hari menunjukkan pukul enam. Padahal, sejak hari sebelumnya, Dimas sudah mewanti-wanti agar Magnolia harus menikmati hari lahirnya secara istimewa. 

"Nggak usah repot-repot, Mas." ujar Magnolia saat Dimas memintanya bersiap-siap. Untung saja, mama dan Kezia memutuskan untuk berjalan-jalan berdua saja pada hari Minggu itu, sehingga Dimas makin leluasa mengajak adiknya untuk pergi bersama.

"Nonton. Dari awal kita selalu gagal. Lo demam, lah. Mesti lembur, lah, latihan bikin kopi. Pokoknya, selalu ada alasan. Gue sengaja nabung sebagian gaji gue tiap bulan supaya hari ini bisa puas nraktir lo."

Magnolia menghela napas. Dimas tidak pernah mendengar nasihatnya. Saat ini dia butuh banyak uang untuk persiapan masuk universitas. Tapi, yang dia lakukan malah menghambur-hamburkan gajinya yang memang tidak seberapa.

"Nggak setiap hari lo ultah."

Tidak setiap hari. Tetapi, tetap saja Magnolia khawatir. Tinggal beberapa bulan lagi ujian kelulusan untuk anak kelas 12 dan jika bukan sekarang, kapan lagi Dimas akan mempersiapkan dana pendidikannya? Soal otak, dia amat percaya abangnya bisa.

"Sudah. Nggak usah dipikirin. Gue ngajak lo jalan juga sebagai hadiah. Jadi, jangan pasang muka sedih gitu. Kita mau nonton Percy Jackson."

Demi menyenangkan hati Magnolia, Dimas mengajaknya menonton film fantasi yang sedang laris di bulan itu dan Magnolia tidak bisa menolak. Sebelum ini, Kezia sudah menonton bersama teman-temannya dan Dimas tahu, saat saudarinya bercerita dengan antusias kepada mama tentang pengalamannya menonton, Magnolia tampak amat penasaran dan tertarik. 

Hanya saja, seperti sifat Magnolia yang dia hapal dengan amat baik, adiknya tidak akan pernah menginjakkan kaki di tempat tersebut bila tidak dipaksa dan kesempatan yang paling baik menurut Dimas adalah hari ulang tahun Magnolia.

Sekitar pukul sepuluh, Dimas sudah menunggu di depan kamar adik perempuannya tersebut. Tinggal mereka berdua saja karena mama dan Kezia sudah menghilang sejak pukul delapan. Dimas juga telah memberi tahu Malik kalau dia tidak bisa belajar bersama. Dia ingin menikmati waktu seharian dengan Magnolia dan respon sahabatnya hanyalah sebuah senyum serta sebuah kalimat tanya yang membuat Dimas mengangguk.

“Ulang tahun?”

“Iya. Sekali-sekali mau ajak dia merayakan hari lahirnya.”

Dimas bahkan tidak menyadari kalau saat itu Malik tersenyum kepadanya. Dia terlalu antusias bahkan saat Magnolia memanggil namanya dari dalam kamar.

“Yaya manggil, Bro. Gue masuk dulu.”

Dimas bergegas meninggalkan Malik yang pagi itu sedang mencuci motor di depan rumah. Suara Magnolia yang memanggil Dimas juga sempat membuatnya menoleh. Gadis yang hari itu genap berusia enam belas tahun tersebut jarang bersuara besar terutama saat ada ibu dan saudara tirinya. Karena itu, Malik agak sedikit heran saat dia tiba-tiba saja memanggil abangnya.

“Rok dari lo masih kegedean.” malu-malu Magnolia menunjukkan dirinya kepada Dimas. Dia sudah memakai sepatu sekolahnya yang berwarna hitam sementara rok yang dia pakai berwarna merah muda dengan aksen bunga kecil-kecil di bagian ujungnya. Rok dengan panjang di bawah lutut tersebut mengembang dengan indah sementara untuk atasan, Magnolia hanya memakai sebuah kaus polos berwarna putih.

Rambut Magnolia yang mulanya hanya sebahu, kali ini dia kuncir kuda. Setelah bekerja sebagai pegawai Kopi Bahagia, dia jadi memanjangkannya karena menurut Anita, pelanggan suka melihat penjual kopi berambut panjang. Meski begitu, suatu kesia-siaan saja menurut Magnolia. Alasannya jelas. Semua pegawai wanita mengikat rambutnya dalam gelungan dan menutupnya dengan bandana khas Kopi Bahagia. Jadi, mau sepanjang apa pun rambutnya, tidak bakal punya banyak fungsi kecuali pelanggan mau mendapat serbuk ketombe atau helaian rambut masuk ke minuman mereka.

(Unpub Acak )Ketika Cinta Lewat Depan RumahmuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora