enam puluh sembilan

16.1K 4.5K 1.4K
                                    

Bab 69

Ramein yok.

Buat yang PO, sabar-sabarin ya. Yaya Malik udah kelar cetak, tapi cover ama isbnnya belom. Masih kudu nunggu 2 minggu. Sabar yes. Hahahha.

Ini fotonya. 715 halaman. Tuebel banget, dibanding A Love For Jasmine, Jajas mah ga ada apa-apanya. 110 rb, worth it banget. Dapet kopi kalo beli satuan. Kalo beli bundel bonus lap juga. Boleh cari di mana aja, ada ga novel setebal itu, tapi murce.

Videonya di IG eke Eriska Helmi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Videonya di IG eke Eriska Helmi. Kalian udah follow belum?

Komen yang rame, yes. Di lapak Daisy dan Krisna alias Madu in Training lagi pada misuh. Jadi cinta semua sama Malik yang sekarang jadi Angel Babiknya kalian.

Eh...eke typo. Sudahlah.

***

Ketika 69

Hampir pukul sepuluh malam saat Magnolia mengangkat telepon dari Dimas yang sedari siang sudah memantau adiknya tanpa henti. Selain mencemaskan kondisi Magnolia, dia juga mencemaskan kondisi pasangan tersebut yang dari bertahun-tahun lalu bagai anjing dan kucing. Dimas bahkan tidak bisa berkonsentrasi mengerjakan hal lain sejak Magnolia marah kepadanya pada siang harinya. Entah apa yang terjadi di dalam mobil saat ini sementara salah satu di antaranya ingin menerkam yang lainnya. 

“Mamas?” 

“Udah di mana?” 

Tanpa basa-basi, Dimas bertanya kepada adiknya. Panggilan ini entah sudah ke berapa kali dan dia sedikit heran kadang menemukan suara Malik sedang tertawa. Jika adiknya amat benci kepada pria itu, kenapa Malik terdengar amat senang? 

“Di tol. Bentar lagi keluar.”

Dimas mengucap hamdallah. 

“Gue jadi, kan, nginep di hotel?” Magnolia bertanya kepada abangnya.

Sebetulnya, Malik amat keberatan ketika Magnolia berkata kalau dia akan menginap di hotel dekat kompleks rumah mereka. Membayangkan Magnolia sendirian di sana sementara di rumah keluarga Hassan ada banyak orang. Keluarga dari Ira Saraswati sudah mulai berkumpul dan dia yakin, Magnolia juga merindukan mereka semua.

“Rindu. Tapi masalah gue di rumah itu bukan cuma soal rindu.”

“Jadi. Udah gue booking dari siang. Udah check-in juga. Sekarang gue lagi di lobi nungguin kalian.”

"Udah di lobi hotel." Magnolia menoleh kepada Malik sebagai info kalau dia harus membawa Magnolia ke hotel dan meskipun ingin protes, Malik memberi kesempatan kepada Magnolia untuk bicara kepada Dimas. Lagipula, sepanjang jalan tadi, mereka sudah banyak mengobrol. Tidak hanya itu, Magnolia bahkan sukarela menyuapkan nasi ke mulutnya sementara dia menyetir, sehingga saat berada di SPBU, Malik menyempatkan waktu untuk tidur sebentar. 

Karena durasi perjalanan yang tidak sedikit, mereka berdua juga punya banyak kesempatan untuk membahas tentang apa saja dan inilah pertama kalinya Malik merasa bebas bisa memandang dan menyentuh jemari Magnolia sepuas hati, walau dengan konsekuensi, bibir judesnya selalu protes dengan perbuatan Malik yang tidak henti-hentinya mencoba mencari kesempatan. 

(Unpub Acak )Ketika Cinta Lewat Depan RumahmuWhere stories live. Discover now