empat puluh sembilan

16.3K 4.6K 839
                                    

Makasih 1500 komennya.

Ramein lagi, yes. Selamat menunggu di hari Rabooo.

Yang ga sabaran di KK atau KBM.

***

Ketika 49

Selain Malik Galih Kencana, Dimas Ahmad Hassan yang sebelumnya punya hobi mampir dan nongkrong di Kopi Bahagia hingga berjam-jam, sekarang, kedai kopi tersebut ketambahan dua pelanggan baru lagi yang berhasil mengetahui tempat kerja ibu guru magang mereka. Setelah mengantar Magnolia di hari dia diikuti oleh Malik, Patra dan Sandro kemudian jadi amat rajin datang ke mal dengan alasan ingin ngopi seperti anak muda yang saat ini memilih kopi sebagai penghilang stres.

Sayangnya, begitu Magnolia memberikan dua cangkir espresso untuk mereka berdua, baik Patra maupun Sandro pada akhirnya hanya sanggup minum latte atau frappe saja. 

"Ibu, ah, masak jualan kopi pahit gini? Nggak senang sama saya, ya? Padahal saya udah setia sama Ibu dari kemarin-kemarin." protes Sandro saat dia tidak terima mendapat espresso yang memang dia pesan sendiri. 

"Mana isinya sedikit lagi. Rugi, dong, kita."

Dibandingkan dengan Malik yang tidak pernah protes minum kopi tanpa gula, Magnolia sampai heran menemukan makhluk-makhluk seperti Patra dan Sandro yang punya rasa ingin tahu amat besar tentang dunia perkopian, namun, kemudian berakhir seperti yang sekarang ini, tidak sanggup mencicipi rasa asli kopi yang sebenarnya. Padahal, jika mereka jeli, tidak hanya rasa pahit saja yang bisa dirasakan dari menyesap secangkir kopi. Ada berbagai hint rasa di dalamnya yang kadang menjadi kejutan bagi setiap peminumnya.

"Hai." 

Suara itu lagi-lagi mampir ke telinganya. Magnolia merasa dia mengalami halusinasi selama seminggu ini dan ketika dia menoleh ke bagian depan konter, wajah menyebalkan milik Malik langsung memenuhi pandangannya.

"Mas Harr…" 

Malik menarik lengan Magnolia yang jelas-jelas meminta Harry untuk menggantikan posisinya saat ini. Begitu tangan kanan Malik menyentuh lengannya, dia segera melotot dan mencoba menarik tangannya sendiri. Untung sedang tidak ada pembeli selain Malik sehingga dengan tatapan siap melaser pria itu, Magnolia bicara dengan mendesis kepadanya. 

"Jangan sembarangan pegang-pegang gue. Lo sinting, ya?" 

"Aku nggak bisa minum kopi buatan Harry atau Sandy." lirih, Malik membalas. Wajahnya terlihat amat terluka, tetapi Magnolia merasa masa bodoh dengan kondisinya.

"Itu urusan lo." 

Magnolia harus setengah mati berusaha menjaga suaranya agar tidak meledak marah. Kenapa Malik mesti datang ke Kopi Bahagia? Sudah hampir dua tahun batang hidungnya tidak pernah mampir dan sekarang dia datang seperti seorang pengemis yang berharap bakal diberi uang.

"Magnolia."

Ini lagi. Magnolia tidak suka bila dia memanggil namanya dengan lengkap. Sekujur tubuhnya merinding tidak jelas dan dia amat tidak menyukai perbuatan pria tersebut. 

"Lo ngapain, sih, pake nongol-nongol ke sini? Mamas aja sibuk di rumah sakit. Apa lo nggak lulus koas? Hah? Jangan-jangan dokter-dokter di rumah sakit muak lihat muka lo yang sok pintar, kayak yang gue rasain sekarang."

Pegangan Malik di tangan Magnolia sedikit mengendur dan bagi wanita muda tersebut, hal itu jadi kesempatan buatnya untuk menarik tangannya kembali dan Magnolia masih berniat memanggil Harry yang kini berada di dekat bak cuci piring.

"Kamu muak lihat aku?"

"Banget. Lo manusia paling aneh yang pernah gue lihat di dunia. Kayak lupa aja, dulu lo yang nolak gue, menghina gue, seolah-olah nggak ada yang lebih baik dan sempurna kecuali cewek lo. Urusan kita sudah selesai dari minggu kemaren dan lo mesti inget, gue bukan anak bodoh yang sama kayak dua tahun lalu, yang setiap lo dekati, kasih senyum, gue luluh."

(Unpub Acak )Ketika Cinta Lewat Depan RumahmuWhere stories live. Discover now