Bab 4

32K 2.8K 40
                                    

Mobil mewah tersebut memasuki pekarangan mansion yang megah. Daddy Felix turun dengan perlahan supaya tidak membangunkan Lio yang tertidur dengan nyaman.

Daddy Felix melangkahkan kakinya ke mansion dengan langkah tegas dan aura beribawa. Tepat di depan pintu, terdapat banyak pengawal yang membungkuk hormat untuk menyambutnya dan juga putra kecilnya. Memilih acuh, Daddy Felix memasuki mansion dan ia dapat melihat semua keluarga tengah berkumpul di ruang keluarga.

Tap tap tap

Semua orang yang berada di ruang keluarga menoleh ke pintu. Mereka mengernyit bingung saat melihat remaja yang ada di gendongan Felix.

"Siapa yang kau bawa, son?" Tanya opa Adelard.

"Putraku, baby Lionel Alexander." Ucap Daddy Felix.

Dapat dilihat keterkejutan semua orang. Tetapi tak berselang lama, sang Oma pun tersenyum manis dan mendekati Felix.

Sang Oma menatap lembut wajah cucunya yang telah ia nantikan selama ini. Ia mengangkat tangannya untuk mengelus pipi berisi milik Lio.

Lio sebenarnya sudah setengah sadar karena sistem yang sangat berisik untuk membangunkannya. Hanya saja ia masih ingin menutup matanya.

Lio tertawa jahat dalam dirinya. Saatnya berakting!

"Eungh..." Lio menduselkan wajahnya pada dada bidang sang daddy.

Daddy Felix dan semua yang di sana terkekeh kecil melihat tingkah menggemaskan Lio. Sang Opa pun mendekat ke arah putranya, Felix.

Tepat di depan putranya, opa mengambil alih Lio dari dekapan Felix secara perlahan. Ia menggendong Lio dengan gaya koala sehingga wajahnya terlihat jelas.

Sang Opa kembali berjalan ke arah sofa lalu mendudukkan dirinya. Ia mengecup gemas pipi berisi Lio berkali-kali.

"Baby? Bangunlah..." Bisik Opa.

"Emm..." Lio menegakkan badannya yang semula menyenden. Saat tangannya ingin menggosok mata namun ditahan oleh pria paruh baya yang kata sistem opa barunya.

"Jangan digosok." Ucap Opa.

Lio mengerjapkan matanya bingung. Ia memiringkan kepalanya sebentar lalu menoleh ke sekitar yang ternyata banyak yang menatapnya. Ia menggigit bibirnya karena gugup. Matanya berkaca-kaca yang siap menumpahkan air mata saat berkedip.

"Daddy hiks..." Lio menatap Daddy Felix lalu merentangkan tangannya.

Felix yang melihat Lio menangis pun dengan cepat mengangkat Lio dalam gendongannya. Ia mengusap punggung Lio guna memenangkan.

"Sstt...berhenti menangis. Dadamu akan sesak hm." Daddy Felix mengecup kedua mata Lio.

Lio mengangguk kecil. Ia memberhentikan tangisnya walau masih sesenggukan kecil. Sungguh, ia bangga akan bakat aktingnya.

ObsessionWhere stories live. Discover now