Bab 7

26.4K 2.4K 57
                                    

Lio meringis saat merasakan punggungnya yang sakit karena bergesekan dengan kasur. Ia merubah posisinya menjadi tengkurap diiringi isakan tangis yang tak kunjung mereda.

"Hiks.." Tangis Lio yang tertahan karena tertutup oleh bantal.

Nicholas yang berada di dekat dengan Lio pun duduk di pinggir kasur dan mengangkat Lio dalam pangkuannya. Ia mengecup seluruh wajah Lio yang memang sudah memerah.

"Berhenti menangis Lio." Ucap Opa sembari mengulurkan tangannya untuk memberi air putih yang berisi obat tidur dengan dosis rendah. Ia tidak tega melihat Lio yang kesakitan, dan juga tangisnya yang tak kunjung reda membuatnya khawatir.

Lio menurut, ia meminum air yang diberi oleh opa. Lio mengernyit dalam tangisnya saat merasakan kesadarannya yang semakin lama memudar. Ia menoleh ke arah Opa yang tengah tersenyum kepadanya.

"Hiks...opa jahat." Lirih Lio sebelum akhirnya kegelapan merenggut kesadarannya.

Semua menghela nafas lega saat melihat Lio yang tertidur. Nicholas kembali membaringkan tubuh Lio ke kasur dengan perlahan.

Brak!

Suara pintu terbuka dengan keras membuat semua yang ada di sana merasa geram. Mereka menatap tajam pada sang pelaku yang ternyata Rion, dokter pribadi Alexander.

"Kau terlambat dua menit!" Ucap Felix dengan tatapan tajamnya.

"M-maafkan saya tuan." Rion hanya bisa menunduk maaf saat disalahkan. Tetapi dalam hati ia mengumpat tidak karuan. Rumahnya dengan mansion Alexander itu sekitar 20 menit, belum lagi harus melewati pekarangan mansion ini!

"Sudahlah Felix. Rion, periksa keadaan cucuku." Titah Opa.

Rion mengangguk lalu berjalan mendekat ke arah ranjang yang terdapat anak laki laki tertidur dengan wajahnya yang menggemaskan! Bayangkan saja, ujung hidungnya yang memerah, tak lupa bibir merah muda yang sedikit melengkung kebawah. Rion menggigit pipi dalamnya menahan gemas.

Rion membuka tas yang berisi alat kedokterannya untuk memeriksa Lio. Saat akan menempelkan stetoskop pada dada Lio, ucapan Felix membuatnya mengurungkan niatnya.

"Jangan menyentuhnya!"

Rion hanya bisa menunduk dengan senyum paksanya. Terus ia harus memeriksa dengan cara apa?!

Asal kalian tahu, semua yang ada di sana juga merasa kesal lantaran Lio harus disentuh oleh orang asing terkecuali mereka.

Arsen mendekat ke arah sang Opa. Tepat di samping opa ia dengan tegas berbicara,

"Opa, aku ingin mengganti jurusanku menjadi kedokteran."

TBC!

Jangan lupa vote dan komentar positifnya!

ObsessionWhere stories live. Discover now