Bab 6

27.9K 2.4K 42
                                    

Vano turun dari pangkuan sang mommy lalu berjalan mendekat ke Daddy Felix. Ia menatap tak suka pada Lio dan pandangannya turun ke arah lengan Lio. Dengan keras ia menarik lengan Lio yang menyebabkan Lio terjatuh dari pangkuan Daddy Felix.

"Lio!" Semua mendekati Lio yang tengah terduduk di lantai dengan mata berkaca-kacanya. Dengan sigap opa mengangkat Lio dalam gendongannya dan menepuk punggungnya guna menenangkan.

"Sstt...mana yang sakit? Bilang sama Opa." Ucap Opa sembari meneliti badan Lio memastikan keberadaan luka.

Lio ingin menjawab namun tangisnya membuatnya susah berbicara. Lio hanya menunjuk pada punggung dan kepala yang memang sakit karena terbentur meja.

Keenan dengan cepat menyingkap baju Lio untuk melihat punggungnya. Mereka semua mengeram marah melihat punggung Lio yang memar. Keenan juga memeriksa kepala Lio yang memang sedikit mengeluarkan darah.

"Panggil Rion kemari!" Teriak Daddy Felix yang entah pada siapa.

Damian dengan cepat mengambil handphone di sakunya lalu menghubungi dokter pribadi Alexander.

"Datang kemari dalam 3 menit!" Tanpa menunggu jawaban, Damian mematikan telfonnya.

Sang Opa pergi ke arah lift untuk pergi ke kamar Lio diikuti semua orang terkecuali daddy Felix dan Mommy Lyra. Felix menatap dingin pada Vano yang dengan beraninya membuat Lio terluka. Tangannya terkepal erat menahan emosi yang membuncah.

"Tunggu hukumanmu." Ucap daddy Felix dengan penuh penekanan. Setelah mengucapkan itu Felix melenggang pergi menyusul untuk ke kamar Lio.

Ruang keluarga kini sepi, hanya tersisa mommy Lyra dan Vano. Mommy Lyra mendekat ke arah Vano lalu memeluknya erat. Ia dapat merasakan tubuh Vano yang bergetar, hatinya merasa sesak melihat putranya yang menangis.

"Kenapa Vano mendorong Lio seperti itu hm? Bilang sama Mommy." Ucap mommy Lyra dengan menangkup pipi Vano.

"Gara gara dia daddy gak mau gendong Vano, mommy." Balas Vano dengan nada tidak bersahabat.

"Lain kali jangan begitu ya? Dia juga adik kamu mulai sekarang." Mommy Lyra berucap dengan nada lembut agar tidak menyulut emosi Vano.

Vano menepis kedua tangan mommy Lyra yang menangkup kedua pipinya. Ia dengan lantang berucap,

"NGGAK! VANO GAK MAU PUNYA ADIK!" Setelah mengucapkan itu, Vano berlari menaiki tangga tanpa memperdulikan teriakan mommy Lyra.

TBC!

Jangan lupa vote dan komentar positifnya!

ObsessionWhere stories live. Discover now