Bab 20

16K 1.5K 40
                                    

"Mr. Hego!" Lio berseru bahagia melihat seorang pria berkacamata. Mr. Hego merupakan guru private yang akan mengajari Lio mengenai ilmu pengetahuan.

Pertemuan ini ke-dua kalinya bagi mereka, jadwal Lio untuk mendapatkan ilmu hanya dua kali pertemuan setiap minggu. Pembelajaran biasanya berlangsung 7-8 jam.

Tapi Lio tidak mengeluh sedikitpun, ia justru merasa senang karena bisa berinteraksi dengan orang lain. Terlebih pelajaran yang diajarkan sangat mudah, bagaimanpun dia berusia 17 tahun sebagai Nio.

Pertemuan pertama, Mr.Hego hanya memperkenalkan diri.

"Selamat pagi, Lio. Siap untuk belajar hari ini?" Hego tersenyum dengan membenarkan kacamatanya.

"Selamat pagi, guru. Lio siap belajar!" Lio menepuk tangan antusias dengan senyumnya yang cerah.

"Hari ini kita akan mempelajari P4, pertambahan, pengurangan, perkalian, dan terakhir pembagian." Hego tersenyum tipis melihat muridnya dengan rupa manis dan cantik tersebut mendengarkan dengan baik, bahkan senyum di bibir Lio tidak memudar sedikitpun.

"Mr.Hego akan menggunakan perbandingan dengan suatu benda agar lebih mudah dipahami."

"Look, di sini ada 1 apel berwarna merah dan 1 apel berwarna hijau. Jika Mr. Hego gabungan, jumlahnya jadi?"

"Dua!" Lio membuka satu jari telunjuknya di tangan kiri dan tangan kanannya lalu menempelkannya. Kakinya di bawah meja bergoyang dengan bahagia.

"Good." Mr. Hego menepuk tangan sebagai apresiasi keberhasilan muridnya dalam menjawab. Karena dengan apresiasi tersebut, akan meningkatkan rasa semangat dan motivasi untuk belajar lebih giat.

Pipi Lio memerah karena hal tersebut, kulit putih yang Lio miliki membuatnya terlihat dengan jelas.

"Itu contoh dari penjumlahan, sekarang guru akan menjelaskan mengenai pengurangan."

"Guru memiliki dua apel, satu apel guru berikan pada kamu. Sekarang guru memiliki berapa jumlah apel?"

"Satu!" Lio menjawab dengan baik, tetapi matanya tak terlepas dari apel merah yang terlihat menggoda.

'Lio mau...' Lio mencuri pandangan ke arah Mr. Hego dengan malu-malu.

Mr. Hego tersenyum dengan gemas melihat pandangan muridnya yang menginginkan apel tersebut.

"Guru...bukankah ini untuk Lio sekarang? Guru yang memberikan pada Lio beberapa detik yang lalu."

Mr. Hego tertawa kecil, entah keberuntungan atau ketidaksengajaan ia dapat mengajari Lio.

"Sure. Kamu boleh memakannya setalah P4 selesai kita pelajari."

"Terima kasih guru!~"

-Obsession-

"Lio memiliki karakter yang cepat tanggap berdasarkan pengamatan saya selama kelas berlangsung, bahkan dengan sekali penjelasan Lio dapat memahami dengan mudah." Hego menatap Lio yang tengah memakan apel di ruang belajar. Saat ini ia tengah berbicara dengan wali murid mengenai hasil dari pembelajaran tadi.

Felix mengangguk puas dengan hasil pengamatan tersebut. Setelah semua selesai, Felix berjalan ke arah Lio yang fokus memakan apel.

"Lio."

Lio mengangkat wajahnya lalu tersenyum, mulutnya membulat karena potongan apel.

"Umm...?" Lio dengan cepat menelan apel yang berada di mulutnya.

"Lelah?" Felix mengangkat Lio ke dalam gendongannya.

"Um! Um! Lio tidak lelah sedikitpun." Dengan cepat Lio menggeleng.

"Lio sekarang bisa P4!" Lio membuka keempat jarinya dengan semangat.

"Really? 1+1×0, berapa?"

Lio tersenyum, ia membuka 1 jarinya.

"Satu!"

"Good boy." Felix menciumi pipi Lio berkali-kali, putranya sangat menggemaskan.

Felix terdiam menatap tepat pada netra putra bungsunya yang mengingatkan dirinya akan kesalahannya di masa lalu, dan kesalahan itu kembali terulang di masa sekarang.

"Daddy?" Lio menyentuh pipi sang Daddy lalu menepuknya pelan.

"Daddy kenapa?"

"Hm...Daddy tidak apa." Felix mengarahkan kepala Lio agar bersandar pada pundaknya.

Lio terdiam, perasaannya akhir-akhir ini sedikit membuatnya tidak nyaman. Entah apa yang akan terjadi. Ia harap itu hanya perasannya saja.

Selesai!

Bau-bau mendekati konflik, siap-siap aja.

ObsessionWhere stories live. Discover now