-PROLOG-

800 63 29
                                    

Sulit dimengerti, semoga hari kalian senin terus.

Tau deh, nih cerita ngelunjak njir. Author pengin berhenti tapi tangan gatel huwaaa😭😭

Yaudah deh, cerita ini cuma shipper Amato X Mara. Entah kenapa author suka sama interaksi mereka, padahal dulu sempet jadi hatersnya Amato🗿

Nih cerita paling cm bentar kok, gak akan panjang kek cerita yg lainnya.

****

Tok-tok....

"Masuk."

Decit suara pintu terdorong mulai terdengar mengelilingi penjuru ruangan, seorang wanita dengan pakaian rapi itu melenggang masuk. Tersenyum manis sembari menyapa laki-laki yang diduga itu adalah bosnya.

"Kamu telat dua menit," ucap sang bos dengan mata yang melirik kepada pergelangan tangannya.

"Maaf pak, tadi macet."

Sang bos mendengus samar, "alasan klasik. Satu hal yang perlu kamu pelajari, di kantor saya nggak boleh ada satu karyawan pun yang telat, kecuali saya."

"Lah, kok gitu?"

"Iyalah, kan saya bosnya. Terserah sayalah, cepetan katanya mau interview. Waktu saya nggak banyak."

"Bapak mau meninggal?"

Sang bos tak menjawab, hanya tatapan datar lah yang nampak darinya. Merasa jika dirinya salah bicara, wanita itu diam sejenak. Lantas membungkuk secara sekilas.

"Maaf, pak."

"Hhh..." Menghela napas dan mencoba untuk sabar, si bos memijat keningnya untuk sesaat. Baru pertama kali ini dia bertemu dengan calon karyawan yang sangat teledor seperti ini. Dia ragu kalau harus menerima wanita ini sebagai pengganti sekretarisnya yang mengundurkan diri.

Wanita itu duduk dengan beberapa lembar dokumen yang ia genggam, berhadapan langsung dengan sang bos.

"Siapa yang nyuruh kamu duduk?" sewotnya.

Wanita itu terkesiap, cepat-cepat ia bangkit. Karena terlalu cepat berdiri, tanpa sengaja dia menjatuhkan dokumen yang digenggamnya.

"Eh, maaf, pak." Semakin panik lah ia dibuatnya, wanita itu pun langsung memungut dokumen tersebut.

"Dari banyaknya karyawan yang ada di kantor saya, kenapa malah kamu yang dipilih sih? Udah dateng telat, nggak ada sopan santunnya, mana teledor banget lagi. Kamu saya pecat."

"Heh, nggak bisa gitu dong, pak!" seru wanita itu, tentu saja dia tidak terima. Masa disaat dirinya ingin naik jabatan eh malah dipecat sih, nggak asik banget cara mainnya. "Jangan seenaknya gitu dong, pak. Saya belum bayar kos-kosan."

"Siapa peduli, kerja kamu nggak becus."

"Memang bapak tau apa? Saya--"

"Bapak, bapak, saya masih bujang! Dasar nggak sopan."

"Maaf, pak eh...em..." Wanita itu mati kata, perasaan dari tadi salah ngomong mulu dah. "Jangan pecat saya dong, harusnya kan saya naik jabatan bukannya malah dipecat."

"Mana dokumennya?"

"Ini," menyerahkan dokumen yang ia pegang pada sang bos, wanita itu kali ini diam. Menatap dengan serius kearah bosnya.

Dengan seksama, sang bos meneliti setiap informasi tentang data yang dimiliki oleh karyawannya itu. Membacanya dengan cepat.

"Nama kamu Mara?"

Wanita itu mengangguk cepat.

"Baiklah Mara, saya kasih kamu kesempatan. Di dalam dokumen ini memang predikat kerja kamu lumayan bagus, jadi kayaknya cocok. Hanya saja, dengarkan ini dan camkan ini baik-baik. Kamu harus bertanggung jawab penuh atas kerjaan kamu, kalau sampai ada masalah sedikit pun, kamu yang harus menyelesaikan. Paham?"

"Paham."

"Bagus, ruangan kerja kamu di sebelah kiri ruangan ini." 

"Yes!" memekik kegirangan, Mara tersenyum bahagia pada sang bos. "Terima kasih banyak. Ngomong-ngomong, kerjaan pertama saya apa?"

Tatapan sang bos naik, dagunya mendongak. Menatap lekat kearah Mara, sang bos menunjuk pintu. "Nyapu lobi."

.
.
.

TBC....

Ya begitulah pertemuan pertama antara Mara sama bapak Tomat😌

Pengin deh nikah ama bos🗿

SULIT DIMENGERTI [ END ]Where stories live. Discover now