Masing - masing tergamam . seakan mulut dikunci oleh manga . tak mampu bertutur . hanya berpandangan antara satu sama lain sahaja .
Jeda .
Kotak yang di bawa oleh Adrian kini berhadapan mereka . bau hanyir belahan kepala mayat Big Man yang terdapat pada kotak besar tersebut langsung tidak memberi kesan kepada Isabella . perasaan membara mula menguasai diri .
" the fuck ? " kata Felix perlahan seraya mengepit hidung mancungnya . busuk .
Dapat Ryan , Adrian , Felix dan Darren rasakan aura kegelapan Isabella , Angelina , Starla dan Rose .
Dingin . sama seperti berada di kalangan hantu .
Di sebalik lumuran darah , mata helang Isabella tertacap akan sekeping kad merah . terus tangan mencapai kad tersebut tanpa menghiraukan cecair - cecair merah yang membasahi . semua tergamam sebelum berubah ke kerutan dahi .
Kad ? .
" ewww..." Darren menayang riak ingin muntah setiba melihat tindakan selamba Isabella . tanpa sarung tangan ? eee .
" Ad , pinjam kain kau . " pita Isabella ke Adrian . macam tahu - tahu saja dia selalu bawa tuala kecil di kocek seluarnya ke mana sahaja .
Tidak membantah , Adrian langsung pergi mendekati Isabella lalu kain bertukar tangan . dia tidak kesah dengan kesan darah yang bakal melekat . perkara mudah , usah di rumitkan . buang saja la kain kotor itu lepas guna .
Penuh berhati - hati Isabella menyapu lembut kertas keras tersebut bagi mengelakkan ia terkoyak akibat cecair yang meliputi .
Ryan , Adrian , Felix , Darren , Starla , Rose dan Angelina masih memerhati .
Isabella kemudian menusun langkah keluar dari billik gelap itu dan meninggalkan Ryan , Felix , Adrian dan Darren terkebil - kebil .
Masih tidak dapat memproses langkah Isabella . pandangan beralih pula pada wajah ketat Rose , Angelina dan Starla . malangnya hanya riak kosong sahaja di balas pada mereka .
Pelbagai jenis andaian sedang bermain di kotak fikiran . Tiba - tiba ketiga tiga gadis itu bangkit dari duduk lalu tapak menghampiri kotak besar yang hampir meragut nyawa Angelina .
" kau bawak kunci ? " soal Starla ke Rose .
" bawak . " balas Rose mendatar . gadis itu yang kebiasaanya ceria kini tidak lagi .
" kita kena pindah kepala buruk ni dalam bilik tu ? " soal Angelina pula . makin berkerut pelapis Ryan , Adrian , Felix dan Darren . bilik ?.
Dengan cara percakapan Angelina , Starla dan Rose sungguh membuat mereka rasa seperti gadis - gadis itu orang asing . sangat formal .
" yes . " serentak Angelina dan Rose mengangguk faham .
" tak perlu tunggu Bella , kita gerak terus . " sambung Starla .
" Ladies ? korang bincang pasal apa ni ? bilik ? apa kena mengena bilik dengan kepala tu ? " akhirnya Darren meluah segala persoalan yang kian menyerabutkan otaknya .
Wajah Darren di pandang mereka tanpa sebarang suara .
" ikut kitaorang . " ajak Angelina tegas sebelum mendahului langkah ke muka pintu .
Kotak hanyir tersebut lantas di jinjing oleh Rose tanpa perasaan seraya tapak bersebelahan Starla yang setia menunggunya .
Adrian , Felix dan Darren membontoti sahaja walaupun mereka tidak tahu di mana hala tuju mereka kini .
Sedar akan Ryan masih tercegak di tempatnya , Adrian berpaling ke belakang .
" bro ? " tegur Adrian ke Ryan .