27

23.8K 2.1K 10
                                    

Terimakasih sudah mampir di cerita 'Secreet Imam'
Tolong tandai typo
*
*

Langga yang hendak membelokkan mobilnya ke jalan arah pulang spontan mengarahkan setirnya kearah rumah kecil itu. Kemudian ia menghentikan mobilnya di seberang rumah kecil yang terbakar itu.

"Astagfirullah, Ngga! Kebakaran, telpon pemadam kebakaran cepetan!" panik Sahna saat melihat rumah itu yang hampir terbakar habis.

Langga mengangguk lalu merogoh ponselnya di saku celananya. Sedangkan Sahna? Wanita itu sudah ngacir keluar ke arah rumah tersebut.

"Ni jam berape sih, sepi gini?" heran Sahna celingak-celinguk.

Sahna memandang rumah itu, "Ni rumah ada penghuninya nggak ya?" monolog Sahna.

"AYO, UMI! ABI!" pekik seorang bocah laki-laki berumur tiga tahun seraya menarik tangan kedua orang tuanya yang sudah tak berdaya dan menahan sakit akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumah itu.

"Astagfirullah!" panik Langga yang baru tiba, lalu membantu Ayah dan anak itu untuk keluar dari rumah itu dan Sahna yang membantu Ibu dari bocah itu.

"Sa-saya sudah ti-tidak sanggup lagi, Mas ... " lirih lelaki itu sesampainya mereka di pinggir jalan.

Sahna membantu perempuan itu duduk di samping sang suami, "Mbak? Masih sadarkan?" tanya Sahna menepuk pelan pipi perempuan itu.

Sahna menoleh kearah Langga, "Udah telpon ambulance juga?"

Langga mengangguk, "Udah."

Dengan tangan bergetar, perempuan itu menggelenggam tangan Sahna. "Mbak ... Saya min ... ta tolong, jagain Rey ya?  ... maap sudah merepotkan, Mbak. Sa-saya boleh minta tolong lagi?"

"Umi ... ?" cicit bocah itu yang berada fi dekapan sang Ayah.

Perempuan itu menoleh kearah bocah yang di panggil Rey itu sekilas seraya tersenyum simpul lalu menatap Sahna kembali, "Tolong bimbing saya, Mbak." ucap perempuan itu dengan suara bergetar.

Sahna menoleh kearah Langga yang juga menatapnya lalu mengangguk seraya tersenyum lembut.

Lalu Sahna menoleh ke arah suami dari perempuan itu yang meneteskan air matanya menatap sang istri.

"Saya mohon, Mbak ..." lirih perempuan itu.

Sahna membuang napas perlahan lalu mengangguk, "Ikutin saya ya, Mbak? Ayshadu An-la ilaha illallah ... "

"Ayshadu An-la ilaha illallah ..." ucap perempuan itu dengan nada bergetar.

"Wa Ayshadu Anna Muhammada Rasulullah."

"Wa Ayshadu Anna Muhammada Rasulullah ..." ucap perempuan itu pelan sebelum matanya terpejam untuk selamanya.

"Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un"  ucap mereka bertiga.

Dengan gerakan hati-hati, suami dari perempuan itu mendekat dan mencium puncak kepala sang istri lama.

"Umi? Umi?" ucap Rey seraya menggoyangkan lengan sang Umi.

Mata bocah itu mulai berkaca-kaca kala tak mendapat respon dari sang empu.

"UMI!" pekik Rey dan tak lama kemudian mobil damkar sekaligus mobil ambulance tiba.

***

"Hiks hiks huaaa! Rey au ama Umi!" pekik Rey yang berada di gendongan Langga.

Saat ini Sahna dan Langga sekaligus Rey sedang berada di pemakaman untuk mengantarkan kedua orang tua Rey.

Sang Abi pun ikut mengusul sang Umi, tepat saat dalam menuju rumah sakit tadi malam. Terlihat pemakaman yang tadinya ramai untuk mengantarkan jenazah, kini hanya tinggal mereka bertiga saja.

Sebelum Abi Rey yang bernama Gio meninggal. Ia sempat mengatakan, bahwa sang istri yatim piatu dan tidak memiliki keluarga, sedangkan ia masih memiliki keluarga dan orang tua. Namun, keluarganya tidak lagi menganggapnya sebagai keluarga atau anak dari orang tuanya, karena ia yang memilih berpindah ke agama muslim, dan hal itu membuat orang tua dan seluruh keluarganya tidak terima.

Dan perihal Rey, atau lebih tepatnya Reynal Zekan Semesta. Gio meminta tolong pada Langga dan Sahna untuk menjaga Rey. Jelas saja di setujui oleh Langga dan Sahna. Bahkan dengan keduanya dengan senang hati untuk merawat dan menjaga Rey.

"Lang? Siniin Rey-nya." titah Sahna.

Langga mengangguk lalu menyerahkan Rey yang masih menangis ke Sahna.

Sahna menggendong Rey yang tidak terlalu berat baginya, "Rey ... ?" lembut Sahna seraya mengusap air mata bocah itu.

"Rey sayang Umi sama Abi kan?" tanya Sahna lembut. Spontan, tangis Rey berhenti lalu mengangguk antusias seraya menatap Sahna.

Sahna tersenyum lalu mengecup singkat puncak kepala Rey. Langga yang melihat interaksi keluarga tersenyum lembut.

"Rey dengerin Kakak ya?" lembut Sahna di angguki Rey.

"Allah itu rindu ... sama hambanya.  Rindu sama Rey ... Abi, Umi...  dan umatnya yang lain. Tapi ... Allah lebih rindu sama Abi dan Umi. Makanya, Allah lebih dulu jemput Abi sama Umi. Nanti ... kalo Allah juga rindu Rey, Allah juga akan jemput Rey." jelas Sahna.

"Jadi, kapan Umi cama Abi di pulangin cama Allah, Kakak?" ucap Rey di tengah sesenggukannya.

Sahna dan Langga menatap teduh Rey karena merasa kasian pada yang di usia belia sudah di tinggalkan kedua orang tuanya.

o0o

Secret Imam (Lengkap/TERBIT) Where stories live. Discover now