Haloo... Selamat malam semua nya!!!!
Maaf ya gak maksud buat PHP kok, karna aku tau di PHP in tuh sakitt... Banget!
Gaess, tolong doain yaa... Supaya akun tiktok aku bisa balik lagi huhu, rasanya nyesek ples sakit bangett!!!
.
.
NEXT? 2.5K VOTE DAN KOMENTAR!
TEMBUS? INSYA ALLAH LANGSUNG CUS UPDATE!!!
.
.
.
Happy Reading!❤
•
•
•
'Lo sentuh milik gue? Lo mati!'
.
.
.
Jam menunjukkan pukul setengah 2 dini hari. Sudah sangat larut sekali, tapi tidak ada tanda-tanda seorang cowok bertindik itu akan mengantuk. Mata tajam itu terus saja terjaga, ia sudah berusaha untuk memejamkan mata nya namun hasilnya sangat nihil.
Di tambah lagi, pening di kepala menganggu nya. Ia pun memutuskan untuk tidak tertidur sampai pagi hari. Ia memijit pelipis nya guna mengurangi pusing nya namun itu tidak berhasil.
Akhirnya, ia turun dari ranjang dan keluar kamar. Ia akan ke dapur untuk membuat teh yang biasa di minumnya untuk mengurangi pusing nya.
Padahal ia sangat jarang bahkan hampir tidak pernah menyentuh atau meminum teh tersebut. Ia lebih senang meminum obat pereda nyeri atau obat tidur. Namun sialnya kedua obat itu berada di apartemen.
Sesampainya di dapur, ia menjadi menyesal. Sebab harus bertemu dengan orang yang paling di benci nya. Ia pun membalikan badan untuk kembali ke kamar, hendak melangkahkan kaki nya suara pria menghentikkannya.
"Sagar, Papi minta maaf sama kamu. Papi lupa kalo kamu alergi tuna. Tolong maafin Papi." Hendrik-pria yang memanggil Sagar yang tak lain anak kandung nya hanya menatap punggung Sagar sendu.
"Papi benar-benar lupa, Gar. Tolong maafin Papi. Kamu ke sini ngapain? Mau makan ya? Papi buatkan sesuatu ya? Kamu juga tadi nggak makan malam."
Perkataan Hendrik benar. Setelah pergi dari meja makan dan sedikit beradu otot dengan adik tiri nya, Sagar tidak kembali ke meja makan melainkan ke kamar. Bahkan masakan Bi Inem yang sudah jadi pun ia suruh makan atau di buang saja.
Hendrik menaruh secangkir teh untuk nya di meja pantry. Ia akan memasak makanan untuk putra kandung nya. Namun saat hendak menyiapkan alat dan bahan, suara Sagar menghentikan aktivitas nya.
"Nggak perlu."
Suara dingin Sagar membuat hati Hendrik mencelos. Ia sangat sakit hati sekaligus sedih mendengar putra kandung nya berkata sangat dingin pada nya.
"Nggak apa-apa, Papi buatin ya? Kamu tunggu sebentar." lagi aktivitas terhenti saat Sagar berbicara yang menggores hati nya.
Sagar berbalik, ia menatap Hendrik dengan tatapan datar, dingin, dan tajam pada Papi nya.
"Kenapa peduli? Saya makan atau tidak nya pun tidak membuat anda khawatir tentang saya."
"Papi khawatir Sagar, Papi sangat khawatir sama kamu!"
Sagar terkekeh sinis, ia memandang Hendrik lebih tajam dan dingin.
"Peduli? Khawatir? Yang keluar dari mulut anda sangatlah omong kosong! Bagaimana anda peduli dan khawatir sama saya jika anda saja melupakan hal penting bahkan kecil?" Sagar menggeleng-gelengkan kepala nya.
YOU ARE READING
SAGARA
Teen Fiction[𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝚂𝙴𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙼𝙴𝙼𝙱𝙰𝙲𝙰] Zaidan Sagar Radhitya Cowok iblis yang berwajah tampan. Dia pengantar kematian yang berani menantang nya. Menjadi ketua geng motor yang terkenal dan di takuti serta di segani membuat orang harus berfikir...
