- hari pertama

2.9K 92 4
                                    

23 Oktober, tanggal yang menjadi tanggal kenaikan kelas di SMA unggul barat. Setelah pelaksanaan ujian kelas 12 dan libur selama 2 Minggu, akhirnya kegiatan pembelajaran di mulai kembali pada tanggal 9 November.

Seperti biasa, hari senin selalu menjadi hari yang cerah, di mana kita akan di jemur satu jam lebih di tengah lapangan sekolah.

"Nice, kita di jemur di lapangan, sedangkan anak osis berdiri di bawah batang mangga." Kesal Alanza dengan mengerutkan dahi nya karna panas.

"Nyesel gue karna gak daftar jadi osis pas kelas sepuluh," ucap Naya yang berdiri di depan Alanza.

"Miskipun lo daftar, gak bakal di terima juga kali, lo kan minus depan belakang atas bawah, plus otak nya." Sahut Alanza.

"Ngomongin diri sendiri lo?" Tanya Naya sedikit membalikkan badan.

"Gue pinter ya, rangking satu terus ni bos, senggol dong." Songong Alanza dengan mengibaskan rambut panjang nya ke belakang.

"Di senggol nanges!" Naya menjitak kepala Alanza kuat.

"Sakit gila!"

Plak..

Alanza memukul bahu Naya kuat, "eh triplek nay, bener dah." Ucap Alanza mengangkat kedua tangan nya ke atas.

"Reflek goblok." Naya lagi lagi menjitak kepala Alanza.

"Lo tau arti sakit gak sih!" Sentak Alanza keras dan membuat beberapa orang menatap mereka. karna mereka berbaris di barisan paling belakang, jadi sedikit yang memperhatikan mereka.

"Ya tau lah!" Jawab Naya tak santai.

"Kalo tau ngapain jitak pala gue sialan." Alanza lagi lagi memukul bahu Naya kuat.

"Sekali lagi lo mukul gue, gelut di tempat kita." Ucap Naya geram.

Plak..

Alanza memukul bahu Naya lagi dengan kuat, "gelut kita." Tantang Alanza dengan menggepal kedua tangan nya dan mengarahkan nya ke hadapan Naya.

"Bocah stres." Naya menarik tangan Alanza dan memelintirnya sedikit.

"Aaaa, sakit nay sakit! Maap maap." Alanza berteriak tertahan.

"Kalian berdua, maju ke depan." Suara itu berhasil membuat perhatian Naya dan Alanza teralihkan.

"Lah? lo ngapain di sini Al? Mau jenguk gue ya?? Ngaku lo." Goda Alanza dengan menaik turun kan alis nya.

"Cepet maju." Titah Al lagi.

"Aku mau kok maju, maju menuju hari tua bersama mu." Sahut Alanza dengan menoel noel sikut Al.

Al tetap mempertahankan muka datar nya, ia lupa bahwa yang sekarang ia ajak bicara bukan lah manusia normal.

"Nay, baris di barisan anak yang gak pakai seragam lengkap, sama Alanza." Perintah Al dangan menatap Naya datar, sedang kan Naya sekarang sibuk sendiri memandang ke barisan laki laki yang tidak jauh dari tempat nya berbaris sekarang.

"Za, liat kak Rio! Ganteng banget!!" Heboh Naya tanpa mengalihkan perhatiannya.

Alanza langsung mengikuti arah pandang teman nya itu, "gak gak gak! Masih gantengan Al gue."

Al menatap dua gadis di hadapannya ini dengan kesal karna merasa tidak di pedulikan, Terkadang ia merasa tidak punya harga diri sebagai ketua OSIS di hadapan dua makhluk astral ini.

Al langsung pergi tanpa mempedulikan dua gadis gila itu. Andai saja mereka berdua laki laki, sudah pasti ia akan menyeretnya ke barisan anak anak yang di terlambat ataupun tidak memakai atribut lengkap.

Our love story Where stories live. Discover now