- pagi ku cerah ku

621 25 0
                                    

Alanza bersenandung kecil di teras rumah nya sembari bermain ponsel. Ia sudah siap dengan seragam sekolah nya.

"Bila cinta tak terbalas.. janji hanya tinggal janji, sakit hati yang ku rasa... Sekian lama ku menunggu, saat saat bersamaan mu.." Nyanyi Alanza dengan gembira.

"Ini Al kapan sih jemput gue?" Gumam Alanza menghentikan nyanyian nya.

Jam menunjukkan pukul 06:10, ia lupa bahwa tadi malam pacar nya itu bilang akan menjemputnya agak siang.

"Non, ada yang jemput," ucap seorang satpam menghampirinya.

"Eh?" Bingung Alanza. Tidak berpikir panjang ia langsung berjalan menuju gerbang rumah nya. Ketika ia membuka gerbang nya itu, ia sedikit terkejut saat melihat Bryan yang sedang bermain ponsel di atas motonya.

"Ngapain?" Tanya Alanza sedikit tidak suka.

Bryan yang mendengar suara Alanza pun menghadap ke arah gadis itu, ia langsung memasukkan ponsel nya ke dalam saku celana nya.

"Jemput," jawab Bryan tersenyum manis, terlihat gigi ginsul sebelah kanan, membuat Bryan semakin terlihat manis.

"Ni bocah sejak kapan punya gigi ginsul woyy!!! Astaga, tergoda iman gue yang tipis ini!!!" Batin Alanza memekik heboh.

"Gue di jemput sama pacar gue, lo duluan aja," ucap Alanza mengerutkan bibirnya agar tidak tersenyum.

"Kakak punya pacar?" Tanya Bryan sok polos. Mungkin ia ingin memastikan Al itu pacar nya atau bukan.

Alanza memalingkan wajah nya, tidak berniat menjawab pertanyaan yang di lontarkan Bryan.

"Entar telat lohh," bujuk Bryan.

"Nggak bakal, udah sana," usir Alanza kasar.

"Ngusir nih?" Tanya Bryan mengangkat sebelah alisnya seraya tersenyum manis.

"Sialan ni bocah, udah manis, ganteng, suara nya juga aduhai, Untung aja Al lebih dari ini!" Batin Alanza menguatkan iman nya.

"Iya, kenapa, nggak seneng?" Tanya Alanza sok galak.

"Seneng kok, denger suara kakak aja aku seneng, apalagi di marahin," sahut Bryan menggoda.

"Dih!" Alanza hendak melangkah pergi, tapi Bryan dengan cepat menarik pergelangan tangannya.

"Apa sihh?!" Bentak Alanza tak suka.

"Beneran nggak mau ikut?" Tanya Bryan lagi.

"Iyaa!! Udah pergi sana!" Marah Alanza berusaha melepaskan genggaman Bryan yang kuat.

"Emang yah, kalo orang yang kita suka lagi marah, bukan nya nyeremin, malah gemesin," gemas Bryan melihat ekspresi Alanza.

Alanza berhenti memberontak, sejak tadi pergelangan tangan nya terus Bryan genggaman dengan kuat, mungkin sekarang sudah memerah. Ia mengangkat sebelah tangan nya, menyentuh tangan Bryan yang memegangnya.

"Bryan.., lepasin, berangkat bareng nya kapan kapan aja ya? mungkin...hari..." Alanza bingung ingin berkata apa lagi.

"Nggak bakal mungkin," sahut seseorang yang tidak jauh dari mereka.

Alanza yang kenal dengan suara itu tersentak dan langsung menarik tangan nya kuat. Membuat Bryan yang sedari tadi memandang Alanza hampir terhuyung jatuh.

Alanza mendekat ke arah Al, sungguh ia bingung ingin berkata apa. Al terlihat menyeramkan, tatapannya yang tajam, wajah nya yang terpasang raut campur aduk, seperti sedang marah, kesal, dan juga ekspesi lelah terpasang di wajah nya. Kantung mata Al sangat terlihat, mungkin beberapa hari ini cowok itu begadang.

Our love story Where stories live. Discover now