- Biawak gagal

385 24 0
                                    

Alanza dan Naya mengalihkan pandangan mereka. Melihat pemandangan itu Alanza memutar kedua bola matanya malas, lalu ia melanjutkan jalan nya menuju ke kelas.

Terlihat di kursi taman itu Al dan Jasmine sedang duduk berdua dan nampak nya mereka berbincang ria.

Bayu sedikit melotot kan matanya nya, ia segera menyusul Alanza, "ah gak asik lo za, seharusnya ada adegan lo pergoki mereka berdua!" Seru Bayu dengan nada yang sedikit kesal.

Tidak mempedulikan, Alanza tetap melanjutkan jalan nya menuju kelas. Lagipula apa yang akan dia dapatkan jika menghampiri Al dan Jasmine saat ini, paling ia akan mendapat bentakan kecil dari pacar sialan nya itu.

"Za, lo gapapa kan?" Tanya Naya.

Alanza menaikan kedua bahunya kecil, "gak tau. emang agak kesel sih, tapi gue gak terlalu peduli. Kalo emang Al kepincut sama Jasmine ya gue berarti dia udah bosen sama gue, tapi gue lebih percaya sama Al daripada penglihatan gue sendiri."

Naya dan Bayu melihatnya sedikit melongo. Apa ini? Tidak, ini pasti bukan Alanza mereka yang selalu over power dalam setiap keadaan. Kata kata halus itu keluar dari mulut Alanza, tandai! Itu adalah kata kata halus. Selama tiga tahun berteman mungkin kata kata halus yang Alanza keluar kan hanya hitungan jari.

"Lo yakin mau biarin Al gitu aja? Dia cowok za, dia juga punya nafsu, gimana kalo Jasmine sentuh sentuh dia, kayak yang lo bilang tadi, bahkan Jasmine berani pegang telinga Al." Ujar Bayu meragukan perkataan Alanza.

"Ya kaga lah setan. lagian juga ya Al tuh Bisa di percaya, Jasmine modelan biawak gagal, yakali dia mau. Dia yang pernah liat gue pake celana pendek sama tank top aja bilang kalo gue gak kenceng. Kalo emang dia nafsuan cuma karna di pegang telinga entar pulang gue pegang tuh telinga nya selama tiga jam!" Sentak Alanza.

Naya tertawa mendengar Alanza bicara seperti itu, lihat bukan, Alanza yang mereka kenal bukan lah manusia normal. Satu hari tanpa nada tinggi ataupun makian itu sangat mustahil untuk sang Alanza.

"Hahaa gile biawak gagal," beo Bayu dengan tertawa.

"Apa nya yang gak kenceng?" Tanya Naya mencurigai.

"Kulit maksudnya, emang lo mikir apa?" Tanya Alanza sewot.

"Gue pikir yang gantung," sungut Bayu pelan hampir saja tidak terdengar.

Dengan reflek Naya yang berada di samping Bayu menampar bahu Bayu kuat sampai Bayu terhuyung ke depan.

"Mulut lo lama lama gue jahit bay," sinis Naya menatap Bayu tajam.

"Yeee, santuy dong! Lagian gue juga mikir yang gantung itu kalung nya Alanza, lo aja yang salah tanggap!" Sentak Bayu kesal.

"Halah otak jelek lo bukan ngarah ke sana, ngaku lo!"

"Lah emang gue mikir nya kalung, otak lo yang jelek, Sono ganti!"

"Otak lo yang jelek! Karatan! Lumutan! Otak lo yang harusnya di ganti!"

"Bacot, otak gue sehat walafiat, tiap tahun servis!"

"Sarvas servis sarvas servis, kira kendaraan!?"

Mendengar perdebatan itu Alanza geleng geleng dan menghela nafas panjang, mereka berdua memang sangat jarang akur, jika akur tanda nya mendekati ujian, itu berarti mereka akan belajar bersama untuk bersaing secara sehat memasuki peringkat 10 besar umum.

°°°

Jam menunjukkan pukul 17: 15 sore, tapi Alanza masih saja duduk di atas motor Al termenung di parkiran sekolah, menatap jalan yang ada di luar pagar sekolah dengan seksama.

Our love story Where stories live. Discover now