- kepribadian yang berubah

539 26 1
                                    

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Mayat!!" Teriak Alanza keras saat sebuah tubuh terjatuh akibat ia membuka pintu.

Alanza mundur beberapa langkah, tangan nya meraba raba nakas yang ada di samping tempat tidur nya, ia mengambil teko air kaca yang berada di sana.

Sedangkan Al Sekarang mencoba membuka matanya, ia ngelag sesaat.

"Hah?" Bingung Al. Ia segera duduk untuk menyadarkan dirinya.

'byurr..'

Alanza menyiram orang yang ada di hadapannya itu tanpa aba aba.

Al berbalik tapi tetap di posisi terduduknya, ia dengan cepat membuka helm nya. Terkejut, itulah yang Alanza rasakan saat ini.

"Hah?" Bingung Al. Otak nya sangat lemot memproses kejadian ini.

"Lo ngapain kek gembel Al!" Kesal Alanza. Ia menaruh teko air yang ia pegang tadi dengan kasar di atas nakas.

Alanza mendekat ke arah Al, "Bikin takut aja ih!"

"Hah?"

"Hah heh hah heh, lo ngapain di depan pintu kamar gue? kek gembel lagi," tanya Alanza.

"Bentar, pala gue pening," ucap Al memijat pangkal hidung nya.

Alanza berjongkok mensejajarkan diri nya dan Al, ia menjulurkan tangan nya, "ayo bediri," ucap Alanza.

Al meraih tangan yang terjulur itu dan berdiri. Alanza menuntun lelaki itu ke kasur nya. Lelaki itu bersandar dan memejamkan matanya sejenak, bangun tiba tiba membuat kepala nya pening.

"Kok bisa gini? Ngapain? Abis mulung? Kurang uang? Di usir dari rumah? Atau gimana?" Tanya Alanza serius dengan duduk bersila di hadapan Al.

"Gak gitu za..," jawab Al pelan.

Alanza sedikit menarik baju yang lelaki di hadapannya itu kenakan, lalu ia mencium aroma baju itu.

"Ini juga apa? Pewarna kue gini kenapa di taruh di baju?" Tanya Alanza lagi, seolah mengintrogasi penjahat.

"Bentar za, pala gue pening," ucap Al membuka matanya sejenak, menatap gadis yang terus memberinya pertanyaan itu.

"Sini nunduk," pinta Alanza, dan Al hanya menurut.

Alanza memijit pelan bagian kiri dan kanan kepala Al pelan. Ia kesal pada lelaki yang sekarang ia pijiti, tapi ia tidak rela melihat Al seperti ini.

"Pinggang gue penyok za kalo gini terus," ucap Al.

"Banyak mau nya ihh!" Alanza melepaskan tangan nya dari kepala Al.

"Jadi gimana nih? Ngapain gini?" Tanya Alanza lagi, "dan juga, kenapa bisa masuk rumah hah?"

"Gaada," cicit Al pelan. Alanza menatap serius orang yang ada di hadapannya itu.

"Za, ponsel lo mana? Pinjem boleh?" Pinta Al.

"Tuh," tunjuk Alanza dengan dagu nya yang mengarah ke arah nakas.

Al membuka pin ponsel itu dengan mudah, membuka aplikasi yang ia cari.

"Bay, awas aja lo, liat aja di sekolah besok, abis Lo." Batin Al kesal saat melihat spam chat yang ada di ponsel pacar nya itu, terlebih lagi banyak foto nya yang tergeletak nampak seperti orang yang di bunuh massal.

Al kembali menaruh ponsel itu ke atas nakas setelah menghapus spam chat memalukan itu, ia beralih menatap gadisnya dan menggenggam kedua tangan gadis itu.

"Jadi gini.., tadi tuh ada acara dikit sama Bayu, nah acara nya gagal tapi badan gue udah kelanjur gini, Yaudah gue ke sini." Alibi Al.

"Acara apaan Sampek baju kena pewarna kue gini? Acara prindapan? Yang pake warna warna itu?" Tanya Alanza sedikit ngegas.

Our love story Where stories live. Discover now