- party

422 25 0
                                    

Vian dan Alanza sekarang sudah siap dengan outfit kece mereka. Alanza sudah berada di dalam mobil, sedangkan Vian berjalan dengan lambat seraya memainkan ponselnya.

"Vian cepet, kalian melar waktu satu jam, ini udah jam sembilan," Ucap Al memberi tau. Sebenarnya tidak ada urusan pada dirinya soal acara seperti ini, tapi karna terbiasa disiplin ia jadi berkata seperti itu.

"Santai bang, lagian kan cuma nongkrong nongkrong aja," balas Vian.

"Woy bocah, cepetan! Gue lama lama karatan nih di dalam mobil!" Teriak Alanza.

"Iya iya!" Ujar Vian berlari kecil menuju mobil.

Vian segera masuk ke dalam mobil, ia duduk di depan, sedangkan Alanza duduk sendiri di belakang.

Al menghidupkan mobil nya dan segera keluar dari pekarangan rumah.

Waktu yang semakin malam membuat jalan mulai sepi. Alanza menatap ke arah luar, ia tiba tiba terpikirkan sesuatu, kapan terakhir kali dirinya bermain di malam hari? Jika tidak salah itu saat kumpulan alumni, setelah itu ia tidak pernah bermain malam lagi, dan kali ini ia akan merasakan nya lagi.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di cafe yang mereka tuju. Al memarkirkan mobil nya di parkiran, parkiran cafe itu di isi banyak motor dan beberapa mobil, sudah sangat tertebak jika pemilik motor motor itu adalah teman teman Vian.

"Abang beneran gak mau ikut?" Tanya Vian.

"Iya, gue nunggu di mobil."

Vian dan Alanza keluar dari mobil, "Al gue sama Vian masuk," ucap Alanza hendak pergi.

Al dengan cepat membuka kaca mobil, "Sini dulu," panggil Al. Alanza menurut dan mendekat, ia menaik turunkan alis nya.

Al menarik tekuk leher gadis nya itu, membuat pipi mereka bergesekan sesaat, lalu ia berbisik di telinga nya, "lo cantik, jangan mau kalo ada cowok yang ngajak kenalan."

Alanza menarik nafas nya panjang, dada nya terasa bergetar. Terkadang efek bersentuhan dengan Al bisa membuat nya panas dingin.

Alanza hanya mengangguk cepat lalu berlari kecil ke arah Vian, Alanza mempercepat langkahnya mengajak Vian masuk ke dalam cafe. Sedangkan Al yang melihat itupun tersenyum tipis, sangat terlihat jika pacar nya itu salah tingkah.

Alanza menormalkan detak jantung nya, ia berusaha terlihat normal.

"Besar ya efek nya, jadi pengen ngerasain," ucap Vian.

"Makanya cepet cari pacar, jomblo ngenes lo," balas Alanza sewot.

"YAN SINI!" seru seseorang dari arah paling ujung cafe. Mereka segera menuju ke sana, terlihat banyak gerombolan di sana, bahkan beberapa meja di jadikan satu untuk tempat mereka bersama.

"Wah gila, padahal kita cuma satu Minggu ke Malaysia, udah punya cewek aja nih!" Kompak seorang cowok kembar.

Vian dan Alanza duduk di tempat kosong, Vian menghela nafas nya, "dia bukan pacar gue," ucap Vian.

Mereka yang mendengarnya pun tergelak, "gila lo yan, pacar sendiri gak mau di akuin, padahal cantik. Kalo gak mau buat gue aja," ujar cowok yang memegang gitar.

"Dia pacar Abang gue," balas Vian cuek.

Semua nya kembali tergelak, "gila lo! Pacar Abang sendiri di embat!" Seru si kembar, lagi lagi mereka kompak. Si kembar itu ialah Devan dan Davin.

"Gak kok, kita emang udah deket, bahkan udah kek saudara. Kita emang kaya gini, ini lagi iseng ikut aja karna udah lama gak main," jelas Alanza angkat bicara.

"Jadi sebenernya kak Al tau gak kalo kalian ke sini? Wahh, takut nya jadi Indosiar ini. Judul nya adek ku menikung ku," ucap yang lain nya.

"Itu Abang nya Vian di mobil, tapi dia nya gak mau ikut," balas Alanza.

Our love story Where stories live. Discover now