BAB 2 : Black Opiume

2.1K 236 21
                                    

"Let yourself be silentlyDrawn by the strongerPull of what youReally love"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Let yourself be silently
Drawn by the stronger
Pull of what you
Really love"

.

.

.

"Temani aku."

"Kau saja."

"Aku tidak berani, temani aku."

Mond menolak untuk mengikuti Gun keruangan Off, kesekian kalinya Gun harus berhadapan dengan Dosen Killer itu, salah Gun sendiri tertidur di kelas Off. Bukan hanya alasan ini, Gun sudah selama 1 minggu menghindari panggilan dari Off, percuma membentuk karakternya, sangat sulit karena bagi Gun perkuliahan ini bukan niatnya, hanya ayahnya saja yang memaksa.

Mau tak mau Gun memberanikan diri segera masuk ke dalam sana. Tampa mengetuk Gun membuka ruangan, matanya menangkap Off seperti malaikat penyabut nyawa ketika pria itu terlihat serius memainkan ponsel.

"Permisi," lontarnya hati-hati.

Gun memberi jeda saat Off tetap fokus pada ponselnya, Gun berdeham pelan, "Mr. Jumpol," lontar Gun lagi dengan suara sedikit lebih besar dari sebelumnya.

Seketika wajah serta jantung Gun berdetak cepat saat mata Off menusuknya tajam. Aura mendominasi di ruangan ini suram, memberi efek tegang pada Gun yang tengah menunduk menunggu hukuman apa yang akan di berikan Dosen muda itu.

"Masuk."

"Saya tidak segan tidak meluluskanmu di mata kuliahku di tahun ini, Gun," perjelas Off yang tak ingin berbasa-basi.

Sembari membenarkan letak maskernya, Gun mencoba mantap Off. Gun berdecih dalam diamnya, merutuki Off yang jauh 360 derajat berbeda pada malam itu. Mulai hari ini setiap mata kuliah Off ia harus membawa masker, siapa tau mata tajam itu mengenali wajahnya, bisa jungkir balik dunia Gun jika itu terjadi.

"Jangan berpikir, saya tidak tau apa dalam isi hatimu, kau mengumpat, benar? Menjadi pribadi baik dan rubah perilaku buruk mu," lanjut Off dengan suara lebih menekan.

Gun tetap diam tidak berani mengeluarkan sedikit suara. Pria itu tampak berdiri dengan amat tegap, memperlihatkan tubuh yang bisa dikatakan perfect menunjukan bahu lebar yang tegas menjelaskan bawah Off penuh wibawa, disegani dan paling ditakuti.

"Sebutkan apa yang kau pahami dari pelajaran yang saya ampu?"

Lutut Gun menjadi lemas, apa yang ia pahami? Seluruh pelajaran yang keluar dari mulut Off hanya singgah sebentar di telinganya lalu hilang entah kemana.

"Jawab, jika tidak kau memilih dua pilihan untuk merubah otakmu yang berdebu."

Dentuman jantung Gun berpacu cepat dengan aliran keringat di keningnya, demi Tuhan, matanya tak akan salah lihat saat layar ponsel Off terbuka dan ia tak percaya walpaper Off adalah dirinya. Bagaimana Off bisa mengambil dengan pose seperti itu?

✔ [2] My Hot Lecture [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang