BAB 24 : Felt It

993 119 22
                                    

"I would never fallunless it's you I fall into"

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"I would never fall
unless it's you I fall into"

.

.

.

Tengah malam di Berlin, merasakan keindahan dalam dekapan. Bila waktu membenarkan, hal terbaik di jam-jam jauh lebih malam untuk melihat nuansa Berlin di ketinggian, saat-saat ini adalah teman terbaik bagi keduanya. Bau whiskey selalu menjadi pelengkap, semua hal kecil dilakukan Off, Gun menyukainya.

"Off, I have felt it."

"Merasakan apa?"

Seulas senyuman tipis mendorong Gun mendekatkan wajah menatap Off, dalam hening detik pun turut menghitung detak dari kedua jantung bernuansa black roses, seperti lirik Larissa Lambert Weak, Gun bertanya-tanya I don't know what it is that you've done to me? Kian jaraknya cukup lama terpaku lalu Gun mulai bicara.

"A man's love."

Dengan tikaman rasa bahagia, Off membanggakan diri. "Kau memujaku?"

"Sedikit."

Hal paling di sukai Off seperti ini, Gun menempatkan gengsi di tahta tertinggi. "Aku tidak percaya hanya sedikit." Terlalu mendalami tatapan, oh Tuhan, Off diuji atas keindahan yang tak dapat ia tolak.

Iblis berbisik,

Sexually!

Gun pria tidak hanya berpredikat tampan, tetapi garis wajah pria ini berpredikat plus cantik, untuk ini Off bukannya tidak bisa menahan keinginan. Namun, ketika dihadapi situasi seperti ini, Off terlalu stress berperang pada batinnya.

"Kau tau satu keinginan ketika kau berada di dekatku?"

Cukup mudah ditebak, "Malam ini aku lelah, masih ada hari esok." Gun menarik tangan Off memasuki dalam kamar hotel mereka, "Kau juga lelah, ayo tidur."

Saat Gun melepaskan tautan tangannya dan melangkah, Off pun tak membiarkan Gun terlebih dahulu terjun bebas ke ranjang. "Keinginanmu menjadi Dominan tolong undurkan." Off menangkup wajah Gun dengan kedua telapak tangannya, hal yang tidak pernah Off izinkan adalah permintaan Gun yang demikian.

"Tidak masalah bagiku, sekarang izinkan aku untuk tidur."

Terhitung perjalanan memakan waktu yang cukup melelahkan, sembari menyeret kakinya menuju ranjang, Gun tak ingin lagi mandi ataupun makan malam untuk mengisi perutnya, matanya sudah tidak dapat di kontrol. Off menyembunyikan senyuman nya, menghadapi Gun yang terlihat sungguh lelah, melihat itu Off segera menyusul, meraih pergelangan kaki Gun untuk di bukakan nya sneakers yang masih melekat.

"Coffe?" Off menawarkan.

Gun menggeleng kecil. "Mataku diambang kekandasan, bye love."

Gerakan ranjang menggeser tubuh Gun untuk memberi tempat lebih luas agar Off bisa leluasa membaringkan tubuhnya. Kesenangan yang membaur, sepertinya prianya ini juga ikut-ikutkan langsung tiduran.

✔ [2] My Hot Lecture [M]Место, где живут истории. Откройте их для себя