1×3=3

6.5K 502 49
                                    

Gulf pov

Hari ini papa membawaku jalan dengan mobil bmw keluaran terbaru miliknya entah kemana ia akan membawaku, sebagai calon mantu yang baik aku hanya menuruti setiap keinginan mertua toh tidak merugikan ku juga.

Lagipula aku sangat senang sudah lama aku tak jalan-jalan, mas rafka jarang membawaku pergi jalan keluar pria tampan itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Hufftt menyebalkan.. Walau begitu aku mencintainya.

"Kana, ada tempat yang ingin kau kunjungi? " tanya papa rafka.

Aku menolehkan wajahku kearah sang papa lalu menggeleng pelan.

"Tidak pah, aku ikut papa aja" jawabku ku.

Jujur aku bingung harus pergi kemana jadi lebih mengikuti papa mertua yang entah ingin membawaku kemana.

Setengah jam perjalanan.. Mobil kami berhenti di depan sebuah villa yang cukup besar dengan pemandangan pantai yang begitu asri didepan nya.

Aku menatap berbinar keluar sana, ini sangat indah..

Tunggu, apa tempat ini milik calon papa mertuanya?

Sudahlah selama itu menyenangkan aku akan suka..

Saat aku masih sibuk dengan rasa kekaguman ku, Tiba-tiba papa membuka kan pintu untuk ku.

Aow.. Apa aku terlihat errr.. Seperti calon mantu kurang ajar.

Dengan kikuk aku turun dari mobil menyambut uluran tangan papa yang mungkin berniat membantu ku turun.

Ternyata papa sangat sosweet, selama hidup dengan mas rafka aku belum pernah melihatnya mengulurkan tangannya untuk ku bahkan untuk bergandengan tangan saja aku yang harus berinisiatif duluan.

"Apa kau suka kana? " tanyanya.

Aku menganggukkan Kepala ku brutal tentu saja aku senang, karna pantai adalah hal yang ku sukai.

Aku sudah tak pernah pergi ke pantai karna mas rafka benci dengan laut.

Tapi kali ini papa seperti mengabulkan keinginan ku, ini sungguh sangat sungguh menyenangkan.

"Makasih pah sudah bawa kana kemari" ucap ku tulus.

Papa tersenyum, senyumannya membuat wajahnya berkali-kali lipat lebih tampan entah tanpa kusadari suatu desiran hinggap dihatiku.

Aku suka senyumannya sangat indah seperti matahari yang terbit dari ufuk timur.

Tangannya yang berurat mengelus rambut ku dengan lembut.

Aku tersenyum manis kepadanya, angin yang menerpa wajahnya membuat rambutnya berantakan entah keberanian dari mana tangan ku terulur merapikan helaian rambut yang tertiup angin.

Suasana menjadi hening, kami berdua terdiam dengan mata yang saling menatap satu sama lain.

Sial! Apa aku punya penyakit jantung, kenapa dadaku berdebar begitu keras.

Tapi sialnya mengapa dari dekat papa mertua ku begitu tampan membuat ku salah tingkah saja.

"Ah.. Maaf pah" ucapku menjauhkan tangan ku dari rambutnya.

Pria itu tersenyum.

"Tidak masalah" ucapnya

"Ternyata kau cantik"

Blush..

Aarghh.. Aku ingin teriak saja memalukan pasti pipi ku memerah sekarang.

Bagaimana bisa aku tersipu malu begini hanya karna papa mertua mengatakan aku cantik.

papa mertua‼️ (END).Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz