4+10=14

4.7K 536 129
                                    

Sejak kejadian hari itu semuanya berubah sifat kana yang biasanya terlihat ceria dan cerewet menjadi lebih diam dan tertutup, rafka pernah bertanya pada sang istri namun kana hanya menjawab bahwa dirinya baik-baik saja.

Keadaan kana yang seperti ini membuat Mew merasa bersalah apalagi kondisi kana yang selalu berdiam diri dikamar.

Pria manis itu lebih banyak menghabiskan waktunya di atas balkon menatap hamparan bunga yang entah mengapa menjadi rutinitas nya setiap hari.

Kejadian itu sudah seminggu berlalu namun kana masih belum bisa melupakan nya, terpaan angin mengenai wajah manisnya mengibaskan poni yang menutupi wajah cantiknya.

Semakin hari kana semakin cantik namun pagi ini ia terlihat begitu pucat, perut nya bergejolak, kepalanya terasa pusing.

Ia pikir hanya penyakit biasa dirinya belum berpikir jauh bahwa kemungkinan besar ia bisa saja hamil.

Menatap langit biru yang cerah membuat..

Ahhh..

Melihat langit yang cerah kana jadi menginginkan sesuatu, kaki jenjang nya melangkah cepat keluar dari kamarnya.

Senyuman dibibirnya membuat pria itu seperti kembali hidup.

Rambut yang sedikit panjang berterbangan saat pria itu berlari menuruni satu persatu tangga hingga sampai dibawah, mata indah nya menyelisik seluruh ruangan mencari seseorang berperawakan Tegap di setiap ruangan hingga seperti melupakan sesuatu..

"PAPAH!!" teriak kana.

Jujur ia lelah berlari dan mengitari satu ruangan maka jurus terakhir nya yaitu berteriak, pria manis itu berjongkok dengan satu tangan menopang dagunya.

Ayolah ia sedang ingin sekarang tapi pria yang dicari tak kunjung datang juga..

Hufftt.. seperti nya kana harus lebih bersabar lagi atau mung__

"PAPAH!!!" __Kin berteriak..

Wajah manis itu mulai merasa kesal entah mengapa pagi ini moodnya begitu sensitif membuat nya gampang kesal maupun senang.

Kana menarik nafas bersiap untuk berteriak sekali lagi.

"PA__

"kenapa berteriak kana?" Tanya pria dengan suara bariton nya.

Kana tersenyum lalu bangkit berdiri kedua kaki jenjang nya berlari kearah sang papa mertua.

Kemudian tangannya bergelayut ditangan berotot Mew.

"Papa..papah, kana ingin sesuatu bisakah papah mengabulkan nya?" Ucap kana layaknya anak balita dengan kedua mata mengerjap lucu.

"Ingin apa?" Tanya Mew tangan nya mengusap Surai kana dengan lembut.

Jujur Mew sedikit terkejut dengan sifat kana pagi ini, ia bertanya-tanya padanya sendiri apa kana sudah memaafkan nya? Walau begitu Mew tak mampu menutupi rasa bahagia nya melihat tingkah kana yang kembali manja padanya membuatnya senang setengah mati.

"Aku ingin Arum manis berwarna biru" ucap kana dengan pancar bahagia.

"Kenapa menginginkan nya?" Tanya Mew penasaran.

"Tadi kana melihat awan terus langit nya biru jadi kana kepikiran Arum manis warna biru bukankah itu terlihat seperti awan" jelas Kana dengan ekspresi wajah yang berubah-ubah.

"Baiklah papa akan belikan untuk mu tapi hanya Satu saja na" ucap Mew lembut.

Kana menggangukkan kepalanya antusias tak masalah hanya satu selama ia bisa memakannya itu bagus bukan.

papa mertua‼️ (END).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang