Sampul Awal

992 90 27
                                    

Mulanya, manusia diciptakan seorang diri di dunia. Sendirian dengan keheningan dan kekosongan.

Awalnya, senyum menjadi pelukis hari Sang Manusia Pertama. Namun seiring perasaannya tumbuh, dia merasa kesepian.

Sang Pencipta melihatnya. Maka, diambilnya tulang rusuk Sang Manusia dengan tujuan memberi teman. Seorang Perempuan yang dimaksudkan menjadi penolong dan pelengkap.

Sejatinya, manusia hidup berdampingan dan saling melengkapi. Menolong dan ditolong, mencintai dan dicintai.

Tapi tidak ada yang abadi. Bunga bisa layu, langit tidak selalu biru, bahkan bahagia pun dapat diganti tangis.

Kelak, salah satu akan meninggalkan yang lain, mengukir kenangan pada yang terkasih tapi tidak bisa kembali. Sang Pencipta memintanya kembali karena tugasnya usai.

Orang lalu lalang dalam hidup, mengukir kenangan, memberi pengalaman, atau sekadar tatap mata. Tapi yang abadi? Tidak ada.

Layaknya Santa Clause yang pergi ketika tugas Natalnya selesai, setiap penolong di hidup Kay juga berujung demikian.

Pergi ketika dirinya sembuh.

Kayleen, gadis muda yang menggeruk luka di atas luka. Tersenyum ketika batin menangis, dan diam ketika hatinya bergejolak.

Semesta, mau sampai kapan mempermainkan lukaku?

Sastra Rasa dari Karsa [✔]Where stories live. Discover now